PALIYAN, kabarhandayani.– Beberapa warga Padukuhan Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, memanen tanaman padi musim tanam kedua pada Jum’at (11/07/2014). Kebanyakan dari mereka adalah warga yang memiliki tanah ladang di pinggir sungai yang melewati wilayah tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan sebagian warga Karangmojo memanen padi sebanyak dua kali, setelah panen yang pertama mereka masih berani menanam lagi, karena jika curah hujan menurun ketika masuk musim kemarau mereka mengandalkan air sungai untuk mengairi ladangnya, bahkan jika intensitas curah hujan baik, panen bisa tiga kali.
Namun, panen kali ini tak membuat ceria wajah Karminah petani dari Padukuhan Karangmojo, Desa Grogol, Kecamatan Paliyan, sebab hasil panennya sangat jauh dari biasanya. Penurunan hasil panen yang sangat mencolok ini membuat Ia menyebutnya sama sekali tidak panen.
Karminah menjelaskan, ada dua faktor utama penyebab gagalnya panen kali ini, yaitu serangan hama wereng dan burung emprit. Upaya pengobatan dan memasang orang-orangan sawah serta penakut burung lainnya sepertinya tak begitu berpengaruh.
“Ini cuma sisa wereng dan burung emprit,” keluhnya. Ia menambahkan, sejak padinya berumur sekitar sebulan lebih serangan hama mulai ada, kemudian ratusan burung emprit yang menyerbu ladangnya ketika bulir padi mulai isi menambah parah berkurangnya panen Karminah.
Ia meyakini serangan hama dan burung begitu hebat karena di musim kemarau saat ini tanaman padi sudah sangat jarang. Ia menuturkan di ladangnya yang tidak begitu luas tersebut, sekitar 750 meter persegi pada musim tanam kedua biasanya mampu menghasilkan gabah sekitar 12 sak.
Berbeda dengan saat ini, Ia memperkirakan jika nanti telah selesai dipanen dan padi telah dirontokkan, hanya akan mendapat sekitar 3 sak gabah saja. “Paling kalau ada 3 sak saja,” katanya lesu sambil menggoyang-goyangkan tali penakut burung. (Kandar/Hfs)