PATUK, (KH),– Ngetrip atau jalan-jalan dengan konsep berbeda ditawarkan Wulenpari, salah satu resto berkonsep alam di Kalurahan Beji, Kapanewon Patuk, Gunungkidul. Resto yang berada di pinggir Sungai Oya ini menawarkan jasa wisata berkeliling desa dan singgah di destinasi wisata anti mainstream.
Pengelola Wulenpari, Aminudin Azis mengatakan, jasa wisata tersebut dirintis baru-baru ini. Wisatawan yang tertarik dengan tawaran tersebut akan diajak mengendarai mobil Volkswagen Safari lansiran tahun 70-an dari Wulenpari melintasi desa menuju Gunung Api Purba Nglanggeran.
“Sepanjang rute perjalanan melintasi desa dan persawahan. Suasana desa dan persawahan menjadi daya tarik selama perjalanan,” kata dia belum lama ini.
Tujuan pertama, sambung Azis, wisatawan akan diajak ke Destinasi Ekowisata Gunung Api Purba (GAP) Nglanggeran. Sisa Gunung Api yang pernah aktif 0,6 – 70 juta tahun yang lalu ini menampilkan panorama yang elok. Kawasan GAP berada di Sub Zona Pegunungan Baturagung (Baturagung Range) dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Bongkahan batu pencakar langit yang menjulang sangat menarik dijadikan background saat berfoto.
Masih di Kapanewon Patuk, setelah puas menikmati GAP, wisatawan akan diajak bergeser ke sentra kerajinan kayu dengan produk topeng batik dan berbagai produk fungsional lain di Dusun Bobung, Kalurahan Putat.
“Wisatawan dapat berbelanja souvenir dan belajar membatik topeng kayu,” jelas Azis.
Lebih jauh disampaikan Azis, awalnya topeng kayu di desa wisata tersebut hanya diproduksi untuk keperluan pentas tari saja. Kemudian kini merambah sebagai hiasan rumah. Saat ini ada sekitar 800-an pengrajin topeng kayu batik di desa tersebut. Adapun bentuk topeng yang diproduksi juga memiliki ciri khas, yaitu mirip tokoh wayang purwa yang matanya tertarik ke atas dengan hidung yang lancip. Ukiran dan pewarnaan batik mampu menambah keindahan topeng.
Selesai berkegiatan di Desa Wisata Bobung, wisatawan akan diajak kembali ke Wulenpari. Di penghujung trip, jasa wisata yang juga mengusung konsep Argo Wisata ini wisatawan akan diajak mengenal lebih dekat pertanian sistem Hidroponik.
“Wisatawan dapat langsung memetik sayuran pada demplot yang tersedia. Kemudian memasak sendiri dengan paduan sayur dan menu grill daging sapi,” tutur Azis.
Paket layanan wisata tersebut, ungkap Azis, dapat ditebus hanya dengan Rp 150 ribu tiap wisatawan. Karena alasan diantaranya pandemi Covid, pihaknya hanya dapat melayani 10 orang untuk satu kali trip. (Kandar)