WONOSARI, (KH) — Paguyuban batik Desa Kepek, Kecamatan Wonosari dalam waktu dekat, akan mengurus persyaratan pematenan produk batik motif “Kepek”. Batik bergambar manding muda atau dalam istilah masyarakat jawa dikenal dengan “Kepek” sudah ditetapkan sebagai batik desa setempat.
Kepala Desa Kepek, Wonosari, Bambang Setiawan. BS mengatakan, batik motif kepek akan menjadi ciri khas desa Kepek. Produk ini akan digunakan sebagai baju perangkat desa, dan lembaga yang berada di desa dan dusun.
“Selain pematenan, batik motif kepek ini butuh pengakuan masyarakat. Caranya, dengan melakukan gerakan di lapangan untuk memberikan contoh kepada masyarakat agar menggunakan batik ini,” katanya, Selasa (9/12/2014).
Bambang menjelaskan, setelah mendapatkan hak paten, rencananya motif batik akan diproduksi secara masal. Pelakuknya ialah ibu rumah tangga dan masyarakat Desa Kepek yang berminat mengembangkan usaha batik.
Tidak tanggung-tanggung, pemerintah desa akan melakukan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya masyarakat (SDM). Untuk mempermudah pemasaran Pemerintah Desa Kepek akan membuat show room.
“Rencananya, lokasi galeri berada di komplek balai desa. Kita optimistis motif ini akan menjadi icon Desa Kepek. Kami senang jika pemerintah daerah mau memakai motif ini menjadi salah satu cindera mata Gunungkidul,” terang Bambang.
Dia berharap, keberadaan usaha batik yang dikembangkan masyarakat di rumah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, serta mengurangi pengangguran. Bambang juga optimistis, keberadaan show room yang dipusatkan di tengah kota akan laris dikunjungi wisartawan.
“Jika dibandingkan dengan Kecamatan Ngawen atau batik Tancep, Desa Kepek letaknya lebih mudah dijangkau karena berada di tengah kota, Menjadi nilai lebih bagi,” jelasnya.
Sembari menunggu proses pematenan selesai, pemerintah Desa Kepek, terus menyiapkan kader di setiap dusun. Meraka akan dibentuk menjadi pioner yang akan membimbing warga lainya untuk mengembangkan batik motif kepek.
“Untuk memaksimalkan program, kita anggarkan pendanaan dari dana desa yang bersumber dari APBN. Draf perencanaan sedang kita susun, mudah-mudahan akhir Desember ini selesai,” jelasnya.
Sementara, Ketua paguyuban batik Desa Kepek, Guntur Susilo mengatakan, untuk memberikan ruang kepada masyarakat, pelatihan yang melibatkan pihak ketiga sudah dilakukan. Secara berkesinambungan masyarakat kini telah memproduksi batik motif kepek di rumah masing-masing.
“Kita semakin bersemangat, karena kita memiliki potensi desa yang mendapat dukungan dengan pemerintah desa,” ungkapnya. (Juju/Tty)