Manisnya Jambu Madu Deli Hijau di Kebun Watu Gesang

oleh -5359 Dilihat
oleh

TANJUNGSARI, (KH),– Jambu air jenis madu deli hijau (MDH) yang ditanam 2 tahun lalu oleh Kelompok Tani Muda ‘Watu Gesang’, Pakel, Hargosari, Tanjungsari saat ini sudah mulai berbuah.

Jambu madu deli merupakan salah satu varietas jambu air paling manis di Nusantara dan cocok ditanam di daerah beriklim panas seperti di Gunungkidul.

Ketua Kelompok Tani Watu Gesang, Kusworo menjelaskan alasan kelompoknya mengembangkan jenis jambu air yang berasal dari Deli Serdang ini adalah karena rasanya yang sangat manis.

“Tanah di Gunungkidul sangat cocok untuk menanam jambu madu deli karena beriklim panas dan mengandung mineral tertentu yang secara alami meningkatkan rasa manis buah. Saya membandingkan dengan jambu madu deli yang ditanam di Bantul dan Sleman. Hasilnya kadar kemanisan jambu di Gunungkidul lebih tinggi,” jelasnya.

Kelompok Tani Watu Gesang sendiri menanam sekitar 400 pohon jambu madu deli yang merupakan bantuan dari dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul.

“Sekitar 2 tahun lalu kami mulai menanam. Ada sekitar 400an pohon bantuan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dan tersebar di 7 kebun,” kata Kusworo lagi.

Agnes Dewi Arimbi warga Baleharjo, Sabtu (5/9/2020) sore datang ke kebun Watu Gesang bersama dua rekannya membenarkan perihal rasa manis jambu madu deli.

“Rasanya manis sekali. Seperti menghisap tebu. Ini jambu termanis yang pernah saya makan,” ujar Agnes.

Anggota kelompok Tani ‘Watu Gesang’ Maryanto menambahkan, karakter jambu madu deli buahnya sambung-menyambung.

“Bunga munculnya tak bersamaan. Dalam satu pohon ada yang sudah matang, ada yang hampir matang. Ada yang baru pecah benang sarinya, ada yang bunganya masih memerah. Oleh karenanya agak sulit kami panen raya,” jelasnya.

Maryanto juga menyampaikan bahwa saat ini produksi panennya belum banyak, sebatas dijual ke teman-teman saja.

“Untuk pemasaran saat ini kami baru menjual ke kawan-kawan saja. Dan Alhamdulillah laku. Bahkan terkadang mesti inden dulu,” ujarnya.

Ditanya soal kendala yang dihadapi Maryanto mengungkapkan, ketersediaan air dan upaya penjarangan buah menjadi persoalan yang sering dihadapi.

“Nomer satu persoalannya jelas air. Bisa ditanam di Ponjong sana yang berlimpah air pasti buah jambunya akan lebih besar ukurannya. Kendala berikutnya adalah banyak nya bunga yang muncul. Ini merepotkan karena harus menyortir dan menyisakan beberapa buah saja,” tukasnya. (Ais)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar