WONOSARI,(KH)— Suwarti ( 50), wanita asal Sukoharjo Jawa Tengah, tidak seperti biasanya. Penjual jamu gendong ini nampak ceria membawa dagangannya di halaman Pengadilan Negeri (PN) Wonosari. Kepada para pegawai dan pengunjung, ia menawarkan jamu, ada beras kencur, kunir asem, jamu paitan, galian singset, jamu temulawak dan jamu campursari.
Suwarti memang pandai menggunakan kesempatan, untuk menjual jamunya menjadi laris. ”Bapak, Ibu…. Jamu Beras Kencur, Kunir Asem, Jamu Paitan hari ini khusus untuk memperingati Hari Kartini, ada bonus setengah gelas Beras Kencur,” kata Suwarti penuh senyum. Kesempatan yang baik itu dimanfaatkan petugas kejaksaan, pengadilan dan pengunjung yang ada di halaman PN Wonosari membeli jamu buatan Suwarti.
Kepada KH Suwarti mengatakan sudah 23 tahun berjualan jamu gendong di Wonosari Gunungkidul, berkat jasa RA Kartini di mana kaum wanita tidak terkurung dalam rumah. “Wanita harus berani keluar rumah mencari rezeki. Suami saya dahulu jualan kupat tahu, dan saya memilih jualan jamu gendong. Saya berangkat dari rumah di Sukoharjo menuju Wonosari Gunungkidul, dan ngekos di Jeruksari Wonosari,” ujarnya.
Dari usaha yang digeluti ini, Suwarti dan suaminya dapat menghidupi 3 anak. ‘Anak pertama sudah berkeluarga dan dikaruniai 2 anak dan Anak kedua sudah punya anak 1, sehingga saya sudah bercucu 3. Anak ketiga masih sekolah dan biaya sekolah diambilkan dari hasil jamu,” imbuhnya. Suwarti mengaku, saat ini suaminya sudah berhenti jualan kupat tahu, dan pulang ke Sukoharjo mengurus rumah dan tanah pekarangannya.
Jualan Jamu keliling Wonosari, pengakuan Suwarti hasilnya tidak tetap, kadang memperoleh keuntungan per hari Rp 50 ribu, kalau nasib sedang baik ia bisa menyisihkan keuntungan Rp 100 ribu –Rp 150 ribu. Jamu 1 gelas ia jual seharga Rp 500,- sampai Rp 1.000,-. Sedangkan dalam kemasan botol bekas minuman aqua hanya Rp 5.000,-. Banyak yang membawa pulang jamu buatan Suwarti. (Sarwo).