GUNUNGKIDUL, (KH),– ‘Lumbung Mataraman’ hadir di Gunungkidul. Program ketahanan pangan berbasis pertanian dengan dukungan dana keistimewaan (danais) di Kalurahan Bendung, Semin, Gunungkidul diresmikan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, Kamis (29/12/2022).
Raja Keraton Yogyakarta ini mengatakan, guna mendukung kemandirian pangan, pihaknya serius melakukan reformasi birokrasi utamanya pada kalurahan.
“Dengan perubahan sistem administarasi ini diharapakan kalurahan menjadi garda terdepan dalam pembangunan,” harap dia.
Perubahan sistem birokrasi, kata Sultan, dilakukan karena memang jaman sudah menuntut adanya perubahan. Demikian juga pada level kabupaten dan kota.
Dilansir dari Pertanian.Jogjakarta.go.id, Lumbung Mataraman yang dilaksanakan melalui anggaran Danais bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi pertanian di Yogyakarta yaitu memanfaatkan lahan pekarangan rumah tangga untuk menyediakan kebutuhan pangan dengan prinsip: kemandirian pangan, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan lokal, pelestarian sumber daya genetik pangan, dan kebun bibit.
Lumbung Mataraman bukanlah bangunan fisik tetapi lumbung pangan hidup yang berbasis dari rumah tangga dan dalam pengembangannya diharapkan menjadi lumbung pangan desa yang dapat mendukung ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan di wilayah.
Melalui Lumbung Mataraman ini masyarakat, khususnya kelompok dapat merasakan manfaat adanya bantuan hibah dari Pemerintah Daerah DIY, dalam memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga, hemat pengeluaran belanja dan juga adanya peningkatan pendapatan rumah tangga.
Dalam kesempatan peresmian, Kepala Dinas Petanian Provinsi DIY, Sugeng Purwanto mengatakan, Lumbung Mataraman merupakan inisiasi petani yang kemudian didukung pemerintah.
Menurut dia, sektor pertanian masih menjadi basis ketahanan pangan di DIY.
“Kegiatan pertanian memberikan manfaat yang luar biasa. Sehingga alih fungsi lahan harus ditekan semaksimal mungkin,” katanya dalam sambutan.
Pihaknya mengatakan, Lumbung Mataraman untuk Tahun 2022 direalisasikan pada 2 titik. Satu di Bendung, Semin, Gunungkidul dan 1 lainnya di Sendangsari, Pengasih Kulonprogo.
“Untuk tahun 2023 kita akan membuat replikasi di 5 titik di DIY, pembangunannya juga akan menggunakan dana keistimewaan,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta dalam sambutannya mengatakan, pemerataan perekonomian di Bumi Handayani terus-menerus perlu dilakukan. Utamanya menggenjot wilayah utara agar setara dengan wilayah tengah dan selatan.
Pihaknya memohon kepada Gubernur untuk ikut melakukan intervensi pembangunan Gunungkidul utamanya wilayah utara. Diantaranya melalui Danais maupun program pemerintah pusat. (Bara)