Limbah Hitam Misterius Cemari Pantai Slili dan Krakal

oleh -6161 Dilihat
oleh
krakal
Petugas SAR membersihkan benda asing di kawasan pantai. (istimewa)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Limbah berwarna hitam pekat muncul di perairan Pantai Slili dan Krakal di Kalurahan Ngestirejo, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul. Benda asing tersebut masih misterius. Apa dan dari mana asalnya belum diketahui.

Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah Operasi II Pantai Baron Marjono saat dikonfirmasi, Minggu (8/10/2023) mengatakan, benda asing itu ditemukan sejak sehari sebelumnya.

“Ada di pinggiran pantai, termasuk di kawasan pasir. Benda agak kenyal saat terinjak-injak pengunjung,” tutur Marjono.

Saat terinjak, sambung Marjono benda lengket. Kemudian apabila terkena panas matahari dapat mencair lantas berbau. Baunya mirip BBM jenis solar.

Meski belum dikethui sumber atau asal muasal limbah tersebut, ia merasa yakin datagnya dari tengah. Bendar tersebut terbawa oleh gelombang hingga sampai di pantai.

“Kalau dari pinggir sepertinya tidak mungkin,” ujarnya.

Mulanya tak ada laporan biota laut yang terdampak. Akan tetapi belakangan ditemukan kepiting kecil dan biota laut lain yang mati diduga karena pencemaran benda mirip aspal itu.

Marjono berharap, pencemaran tak meluas ke pantai lain sehingga tak menimbulkan kerusakan biota laut yang semakin serius. Usai mengetahui kemunculan benda asing tersebut, pihaknya bersama anggota berusaha membersihkan dan mengubur setiap benda hitam yang ditemukan.

Keberadaan tumpukan benda asing di beberapa titik di antara 2 pantai tersebut tak begitu membuat aktivitas wisatawan terganggu. Marjono menghimbau agar wisatawan yang secara kebetulan menemukan benda hitam itu tak menyentuhnya.

“Kami sudah laporan ke Dinas Lingkuungan Hidup (DLH),” ungkapnya.

Terpisah, Kepala DLH Gunungkidul, Hary Sukmono menyampaikan, petugas lapangan telah dikoordinasikan untuk mengecek dan mengambila sampel benda serta air untuk diteliti lebih jauh.

“Pencermatan akan segera kami lakukan untuk memastikan benda itu apa, berbahaya atau tidak dan seterusnya,” tutur Hary. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar