GUNUNGKIDUL, (KH),– Kabupaten Gunungkidul dinilai memiliki banyak bibit yang cakap dibidang seni olah vokal. Hal tersebut yang mendasari salah satu putra daerah mendirikan Rumah Produksi seni musik atau dunia tarik suara, Ombi.
Ombi, Selasa, (27/3/2018) telah melaunching album perdana salah satu penyanyi muda, Lady Wijaya. Dalam kesempatan launching tersebut, Produser Ombi, Pipin Tohari menyatakan siap memfasilitasi seniman muda yang ingin berkiprah didunia seni.
“Potensi artis lokal Gunungkidul cukup banyak sehingga kami mempunyai inisiatif mendirikan Ombi,” ujar Pipin Tohari.
Serba Kota Gaplek, menjadi salah satu ciri khas dan spirit yang diusung Ombi. Maksudnya, seluruh manajemen didalamnya, termasuk pemain musik serta penyanyi yang akan diorbitkan merupakan warga asli Gunungkidul.
“Selain itu tempat rekaman, pengambulan video clip juga dilaksankan di berbagai tempat wisata di Gunungkidul,” tandas Pipin.
Lady Wijaya, artis yang baru saja launching album perdana mengaku bangga bisa meluncurkan album perdana di Gunungkidul. Sebagai putra asli daerah, dirinya berharap bisa membantu memperkenalkan Gunungkidul ke publik melalui musik.
“Semoga kedepan semakin banyak penyanyi maupun artis dari Gunungkidul yang dikenal baik nasional, maupun internasional.
Hadir dalam acara Launching, Kepala Bidang Pelestarian Warisan dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Mantara sepakat dengan apa yang diutarakan Pipin. Potensi artis dari lokal kabupaten terluas di DIY ini cukup banyak.
“Beberapa diantaranya mulai dikenal secara nasional, dan membuat video klip di Gunungkidul,” terangnya. Pihaknya mengakui, terobosan berdirinya rumah produksi Ombi ini sangat patut diapresiasi. Sebab kepeduliannya cukup tinggi terhadap talenta lokal.
Pihaknya mendorong agar pembuatan video klip selain di tempat wisata, dipertimbangkan juga untuk dilakukan di lokasi cagar budaya dan segenap warisan budaya yang lain.
“Dinas akan mendukung sepenuhnya jika produser dan penyanyi akan melakukan pengambilan gambar untuk video klip di lokasi cagar budaya,”ucapnya. (Wibowo)