GUNUNGKIDUL, (KH),– Berdasar hasil sidang rekonsiliasi yang dilaksnakan oleh TIM DVI Mabes Polri, pada Selasa, 6 November 2018 ada 17 body part yang dinyatakan sudah berhasil teridentifikasi, salah satunya yakni Herjuno Darpito. Ia merupakan korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat sepekan lalu.
Setelah teridentifikasi melalui DNA, jasad lelaki kelahiran September tahun 1971 itu terlebih dahulu diantar ke rumah duka yang berada di Perumahan Harapan Kita di Karawaci, Tangerang. Selanjutnya Jenazah dibawa ke rumah orang tuanya di Desa Bandung, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul.
Isak tangis keluarga dan pelayat pecah saat jenazah Herjuno tiba, Rabu, (7/11/2018) sore. Kediaman Mawardi mendadak diselimuti suasana duka. Memang, kepulangan Herjuno ke Playen dalam kondisi apapun telah menjadi keinginan orang tuanya, Mawardi.
Adik Herjuno, Rifqi Jauhari mengaku bahwa keluarga sudah ikhlas atas kepergian kakaknya itu. Keluarga rela dan yakin bahwa anak pertama pasangan Mawardi dan Nasiah tersebut pergi untuk selama-lamanya atas kehendak Yang Maha Kuasa.
“Kami rela dan ikhlas,” ujar Rifqi singkat.
Sementara itu, General Manager Cabang Pelabuhan Pangkal Balam, Nugroho Iwan Prasetyanto yang turut meengantarkan jenazah ke Gunungkidul mengaku turut berduka sedalam-dalamnya atas kepergian salah satu sosok penting di perusahaan itu.
Nugroho mengungkapkan, pada saat mengalami kecelakaan Herjuno Darpito sedang dalam perjalanan dinas.
“Almarhum sedang dalam perjalanan dinas melaksanakan assesment untuk seleksi jabatan yang lebih tinggi,” ungkap Nugroho. Ditambahkan, jabatan terakhir yang diemban oleh lelaki beranak 1 ini yakni menempati posisi sebagai Deputi General Manager Operasi Dan Teknik Cabang Pelabuhan Pangkal Balam.
Lebih jauh Nugroho menyampaikan, Herjuno telah mengabdi di PT Pelabuhan Indonesia II selama 24 tahun. Sebagai bentuk apresiasi atas jasanya, perusahaan akan memberikan sejumlah penghargaan dan santunan bagi keluarga yang ditinggalkan.
“Salah satunya biaya pendidikan anaknya,” tukas Nugroho. (Kandar)