YOGYAKARTA, (KH)— Paguyuban Kethoprak Giri Dhaksina dari Kecamatan Panggang tampil di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dalam rangka pentas kesenian tradisional, Minggu malam, (29/3/2015).
Yohanes Suntono, sutradara pementasan menyampaikan, Paguyuban Kethoprak Giri Dhaksina digawangi oleh seniman-seniman dari wilayah Kecamatan Panggang. Dalam pentas tersebut Kethoprak Giri Dhaksina membawakan lakon ‘Pepati Yalawadi’.
“Pada tahun 2014 kemarin, Grup Kethoprak Giri Dhaksina merupakan grup penyaji terbaik dalam festival kethoprak antarkecamatan di Kabupaten Gunungkidul, sehingga kami menjadi wakil Gunungkidul untuk tampil pada festival,” ujarnya.
Terkait lakon kethoprak, ia memaparkan, lakon tersebut mengisahkan tentang akan datangnya Pengeran Hadinegoro ke Kademangan Panggang. Namun di saat Kademangan Panggang tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk penyambutan Pengeran Hadinegoro, ada kabar dari Kelurahan Megiri, bahwa Pengeran Hadinegoro dibunuh di rumah Lurah Megiri.
Lantas, dalam penyelidikan Jogoboyo, diketahui pembunuhnya adalah Puja, yang tak lain saudara Lurah Megiri, Namun ketika Puja digelandang ke hadapan Demang Panggang, ternyata bukan Puja pembunuh Pangeran Hadinegoro, belakangan juga diketahui ternyata Pangeran Hadinegoro yang terbunuh adalah Pangeran Hadinegoro palsu.
Dirinya menambahkan, personil yang tergabung dalam pementasan sebagian besar sudah malang melintang di dunia seni pertunjukan, seperti halnya Andhi Tri Laksana SPd, anggota Dewan Budaya Kecamatan Panggang sekaligus pendiri Sanggar Seni Besetran. Pelaku, pegiat dan pelestari seni budaya tradisional yg ada di wilayah Kecamatan Panggang ini ikut ambil bagian menjadi salah satu tokoh dalam cerita.
Dalam pentas tersebut, group Karawitan Giri Laras asal Panggang dipercaya sebagai pengiring musik. Prestasi group yang diketuai oleh Purmadi Dwi Anggara SSn ini pernah menyabet juara 2 festifal karawitan antarkecamatan di Kabupaten Gunungkidul pada tahun lalu. (Kandar)