GUNUNGKIDUL, (KH),– Pandemi COVID-19 menjadi momentum sekelompok pemuda di Kapanewon Playen, Gunungkidul mengambil pilihan terjun ke dunia pertanian. Pilihan yang tergolong ‘berbeda’ dengan anak muda secara umum.
Pertanian dipilih karena diyakini punya peluang yang prospektif. Sekelomlok pemuda yang berdomisili di Padukuhan Gading IV, Kalurahan Gading kemudian membentuk kelompok dengan nama Jaka Berek.
Ketua Taruna Tani Jaka Berek, Antonius Marsudi Nugroho mengatakan, pada awal mula bercocok tanam, mereka memilih tanaman jenis hortikultura. Budidaya hortikultura menempati lahan seluas 1.000 meter persegi.
“Awal pandemi membuat banyak pemuda lebih sering di rumah karena kehilangan pekerjaan. Kemudian kami sepakat memilih bertani. Tidak mudah menyatukan visi misi dan pandangan, sebab latar belakang berbeda-beda,” kata lelaki yang semula menggeluti peternakan unggas ini saat ditemui beberapa waktu lalu.
Kendati banyak kendala, mereka terus berproses. Melihat keseriusan mereka, pihak kalurahan setempat lantas menawarkan lahan kas untuk dipakai bercocok tanam dengan sistem sewa. Semua anggota yang berjumlah 15 orang lantas turut berinvestasi.
“Luasnya 1 hektar. Tanaman yang dibudidayakan antara lain bayam, cabai, bawang, dan sawi dengan sistem tumpang sari. Di sekeliling lahan masih kami manfaatkan untuk menanam bunga matahari,” kata Marsudi.
Lebih lanjut disampaikan, kelompok Jaka Berek menyepakati ada pengelola harian yang rutin meninjau dan menggarap lahan setiap harinya. Dari 15 anggota, 4 diantaranya secara bergantian melakukan tugas mengurus tanaman.
Tak hanya lahan, kurahan setempat juga berencana membuat sumur bor guna pemenuhan air bagi lahan tanaman yang diantaranya dikelola Jaka Berek.
Dengan tambahan sumur bor baru, Marsudi yakin akan semakin membuka peluang kelangsungan bercocok tanam.
“Semoga musim kemarau nanti sumur berfungsi optimal. Selain berorientasi pada hasil pertanian kami juga punya gagasan, kegiatan ini untuk mendukung ketahanan pangan,” terang Marsudi.
Kelak, pengembangan budidaya hortikultura akan mengarah ke agrowisata. Lagi-lagi orientasi hasil yang berlipat menjadi alasannya.
“Peluang budidaya hortikultura masih sangat terbuka di Gunungkidul, agar sektor bisnis ini lebih menjanjikan, kami punya gagasan membuat agrowisata,” tukasnya. (Kandar)