WONOASRI, (KH)— Menarik apa yang disampaikan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Energi dan sumber Daya Mineral (Disperindagkop ESDM) beberapa waktu lalu saat HUT Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) cabang Gunungkidul, bahwa saat ini kepemilikan hotel atau restoran di Gunungkidul atau besaran nilai investasi dalam hal tersebut sebagian besar didominasi atau dimiliki pihak luar.
Menurut Hidayat SH MSi, di waktu yang akan datang, hal ini tidak akan jauh berbeda, perihal investasi yang ditanam oleh investor di Gunungkidul sebagian besar tetap dilakukan oleh atau dimiliki orang luar dan bukan penduduk asli Gunungkidul.
Ini terbukti dengan banyaknya jumlah atau nilai investasi yang lebih tinggi dari rata-rata secara umum memang dimiliki pihak luar Gunungkidul. Memang ini akan membawa keuntungan bagi masyarakat lokal, paling tidak membuka lowongan pekerjaan.
“Ada multiplyer effect, diharapkan juga ada sinergitas yang baik dengan warga lokal sehingga keuntungan tidak hanya mutlak dimiliki investor,” kata dia pada sesi dialog.
Pesan dia, masyarakat lokal janganlah terlalu mudah melepas asset / tanah yang dimiliki, sehingga suatu saat hanya menjadi cerita kepada anak cucu ketika keberadaan asset tersebut telah dipegang tangan-tangan kaya.
Perkembangan belakangan, memang banyak investor mencoba masuk untuk menangkap potensi wisata yang semakin menggiurkan di Gunungkidul.
Dikatakan Kepala Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu, Kebupaten Gunungkidul, Aziz Saleh, ada investor yang akan membangun resort di Pantai Seruni, Sidoarjo, Tepus dengan nilai yang tidak sedikit.
“Berminat membangun resort dengan fasilitas sarana olah raga seperti lapangan voli, futsal, dan golf senilai Rp 650 miliar,” kata Aziz.
Pihaknya tidak dengan mudah mengeluarkan ijin tersebut, pasalnya ia terlebih dahulu meminta adanya pemaparan konsep dan gambaran resort yang hendak dibangun. Upaya ini menurut dia bukan sebagai upaya mempersulit tetapi bentuk kehati-hatian agar tidak terjadi permasalahan dikemudian hari. (Kandar)