Gunungan Apem Conthong serta yang ditaruh dalam beberapa bakul lantas diposisikan di tengah pendapa. Tokoh berikut perangkat kalurahan kemudian duduk melingkar. Prosesi penyerahan Gunungan Apem Conthong kemudian dilakukan oleh perwakilan warga. Setelah diterima, disusul kenduri dan doa.
Tradisi yang rutin tiap tahun digelar ini semalam dilaksanakan secara sederhana.
Lurah Sodo, Sunarya mengatakan, tradisi membuat dan menggelar ritual Apem Contong dilaksanakan usai panen jagung. Karenanya, juga merupakan wujud syukur.
“Tradisi adat kali ini merupakan yang pertama pasca pandemi COVID-19,” kata Lurah Sodo, Sunarya.
“Tradisi Apem Conthong merupakan tradisi warisan Ki Ageng Giriing III,” ungkapnya.
Dulu, Sunarya mengisahkan, leluhur Kerajaan Mataram itu punya kebiasaan berpuasa. Menu berbahan tepung jagung yang dikukus ini merupakan olahan untuk berbuka.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menghadiri agenda yang dipusatkan di balai kalurahan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Gunungkidul mengapresiasi spirit masyarakat yang masih setia melestarikan tradisi nenek moyang.
“Tradisi budaya menjadi media perekat kebersamaan warga dari berbagai latar belakang,” kata dia.
Sambungnya, masyarakat dari berbagai latar belakang, baik keyakinan, profesi dan strata sosial berbaur pada momentum tradisi Apem Conthong.
“Adat tradisi ini harus terus dijaga dari waktu ke waktu,” pesan Sunaryanta. (Kandar)