TANJUNGSARI, (KH) — Perjuangan Satinah untuk menggarap ladangnya di awal musim penghujan penuh dengan peluh keringat, karena warga Padukuhan Karangnongko, Kemiri Tanjungsari selama 3 hari terakhir harus menarik bajak guna menggemburkan tanahnya.
Ia bersama tetangganya, Kamiyem, melakukan pekerjaan menarik bajak. Setelah selesai membajak ladang milik Satinah, mereka berganti menarik bajak di ladang Kamiyem.
“Saya selalu menarik bajak karena tak bisa kalau di belakang untuk mengarahkan bajaknya,” ungkap Satinah, Sabtu (15/11/2014).
Bagi Satinah pekerjaan ini dilakukan dengan ikhlas. Menurutnya, tak ada pilihan lain karena ia sendiri tak memiliki sapi untuk menarik bajak. Sementara bila harus membayar traktor atau tukang cangkul dirasa cukup mahal baginya.
“Lebih hemat yang pasti, semisal ada uang nanti bisa dipergunakan buat keperluan yang lain.”, lanjutnya.
Hal yang sama juga dirasakan Kamiyem. Ia memilih kerja gotong-royong atau sambatan seperti ini daripada membayar orang untuk menggemburkan tanah.
Sambil mengajak anaknya ke ladang, ia terus berusaha mengarahkan bajaknya dengan teliti. Terpantau oleh KH, buah hati Kamiyem terlihat asyik bermain tanah sesekali mengikuti langkah kaki ibunya yang sedang bekerja.
“Ladang saya tak seberapa luas, hasilnya juga tak seberapa. Nanti rugi kalau apa-apa harus pakai uang. Jadi mending seperti ini saja.”, kata Kamiyem. (Maryanto/Tty)