WONOSARI, (KH),– Meneladani perjuangan KH. Hasyim Asy’ari. Ajakan tersebut disampaikan Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi saat menjadi Pembina apel akbar peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2018 di alun-alun Wonosari, Senin, (22/10/2018).
Dihadapan ribuan santri dan siswa sekolah yang bernaung di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU, Immawan menegaskan, bahwa santri harus meneladani kerja keras dan perjuangan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dalam mempertahankan kemerdekaan RI.
““Peristiwa 10 November yang terkenal sebagai Hari Pahlawan tidak akan pernah ada tanpa adanya Resolusi Jihad dari KH Hasyim Asy’ari,” kata Immawan Wahyudi saat membacakan sambutan Bupati Gunungkidul, Badngah.
HSN tahun ini mengambil tema “Bersama Santri Damailah Negeri,”. Menurut Immawan, tema tersebut mengandung makna bahwa santri mempunyai tanggungjawab besar dalam merawat dan menjaga NKRI.
Dalam kesempatan lain Ketua PCNU Gunungkidul, KH. Drs. Arief Gunadi, M.Pd.I menyampaikan bahwa NU di Gunungkidul tidak akan dibawa ke kancah politik praktis, tetapi orang-orang NU dipersilahkan berpolitik. Demikian halnya dengan pesantren tidak boleh sebagai ajang kampanye agar marwah pesantren tetap terjaga sebagai lembaga pendidikan pencetak generasi ulama masa datang.
Setelah Apel Akbar, peringatan Hari Santri Nasional dilanjutkan dengan pawai kebangsaan yang diikuti oleh Sekolah di bawah Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Gunungkidul, Pesantren se Gunungkidul, Badan Otonom NU, dan Pengurus MWC NU se Gunungkidul.
Pawai dimulai dari alun-alun Wonosari, setelah dilepas Oleh Bupati Gunungkidul, pawai berakhir di Balai Desa Kepek Wonosari. Pada malam harinya, di Balai Desa Kepek akan diadakan acara Resepsi Hari Santri dengan menghadirkan Pengurus PBNU KH Adnan Anwar, Ph.D. (Kandar)