Guru Kagok Gunakan Buku Kurikulum 2013

oleh -30866 Dilihat
oleh

WONOSARI, kabarhandayani.– Sejumlah percetakan mulai mendistribusikan buku Kurikulum 2013 di sejumlah sekolah di Gunungkidul. Menurut pantauan yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, pendistribusian buku baru dilaksanakn di tingkat SD, SMA dan SMK.
Kepala Disdikpora Gunungkidul Sudodo saat ditemui di kantornya, Selasa (13/08/2014) mengatakan. Distribusi buku ajar yang dilaksanakan di tingkat SD baru sekitar 30 persen. Sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga kini belum ada kejelasan kapan buku akan dikirim.
“Untuk tingkat SMA baru ada 3 sekolah yang menerima, sedangkan tingkat SMK ada 16 sekolah,” papar Sudodo.
Sudodo mengatakan, distribusi buku kurikulum 2013 diharapkan selesai pada akhir Agustus tahun ini. Sudodo tidak bisa menjelaskan apa penyebab buku tersebut telat kirim karena kebijakan pemesanan buku sepenuhnya ada di Kementerian Pendidikan Nasional.
Meski demikian, agar keterlambatan buku tidak mengganggu proses belajar mengajar, Disdikpora mengintruksikan para guru untuk mengajar menggunakan soft copy yang didapat dari diklat beberapa waktu lalu. Untuk proses pencetakan lembar kerja siswa, Disdikpora menyarankan menggunakan dana Bantua Operasional Sekolah (BOS).
Kepala SDN 1 Wonosari, Dwi Rukmi Endang mengatakan, buku kurikulum 2013 telah diterima di sekolah tersebut pada Jumat pekan lalu. Sebelum buku diberikan kepada siswa, sekolah kini sedang melakukan pendataan buku. Rencananya buku tersebut hanya akan dipinjamkan dan tidak boleh dibawa pulang karena akan digunakan selama 5 tahun.
“Proses pendataan buku baru dilaksanakana sebelum diberikan kepada siswa. Cetakan buku bagus full colour dan sampai saat ini memang belum ditemukan salah cetak,” kata Dwi.
Salah satu Guru kelas V,  SDN 1 Wonosari Eko Pramono menambahkan, tidak ada kendala yang berarti dalam menggunakan buku ajar kurikulum 2013. Karena sebelumnya para guru telah mengkiti pendidikan dasar (diklat) implementasi kurikulum tersebut. Tetapi dia mengaku agak kagok dan masih terus melakukan adaptasi untuk memudahkan bimbingan kepada siswa.
“Buku yang dikirim sama dengan soft copy yang kita terima saat diklat. Tetapi memang harus adaptasi untuk menyempurnakan sistem belajar mengajar,” paparnya. (Juju/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar