Festival Musik Karawitan Sebagai Landasan Pengembangan Budaya

oleh -6340 Dilihat
oleh
Gelar Festival Karawitan se-Gunungkidul. Foto: Atmaja.
Gelar Festival Karawitan se-Gunungkidul. Foto: Atmaja.
Gelar Festival Karawitan se-Gunungkidul. Foto: Atmaja.

WONOSARI, (KH) — Bangsal Sewokoprojo menjadi tempat pagelaran Festival Karawitan tingkat Kecamatan se-Kabupaten Gunungkidul. Sebanyak 18 kecamatan di Gunungkidul ikut berpartisipasi dalam festival tersebut.

Sandiyo, salah satu panitia acara festival karawitan mengatakan, dalam festival ini diberikan dua sajian gending. Gending Wisata Gunungkidul laras slendro pathet sanga, karya Ki Sadipan. Pilihan wajib ladrang pangkur laras pelog pathet limo dan pathet bareng.

“Sebelum festival diselenggarakan, semua peserta sudah diberitahu ketentuan tentang sajian gending yang akan ditampilkan pada hari ini,” katanya, Minggu (30/11/2014).

Lebih lanjut Sandiyo menjelaskan, tujuan dari pagelaran festival karawitan untuk melestarikan seni tradisional, khususnya seni karawitan. Di samping itu, juga sebagai bentuk pemberdayaan seniman seniwati karawitan di Gunungkidul.

Panitia memberikan aturan, dimana 75 persen personil karawitan berusia di bawah 50 tahun. “Hal ini dimaksudkan agar setiap daerah maupun kecamatan mulai memupuk dan membimbing anak-anak muda agar mampu menjadi generasi baru dalam kesenian karawitan,” imbuhnya.

Panitia menyiapkan hadiah berupa uang penghargaan, tropi dan piagam untuk juara satu sampai lima. Untuk juara satu diberikan uang penghargaan sebesar Rp 1,5 juta. Juara dua Rp 1,25 juta, juara tiga Rp 1 juta, juara empat Rp 750 ribu, dan juara lima Rp 500 ribu.

Sementara itu, Bupati Gunungkidul Hj. Badingah,S Sos. mengungkapkan, bahwa warga Gunungkidul semakin peduli dengan kelestarian budaya Jawa. “Perlu diketahui pada jaman dahulu Kabupaten Gunungkidul menjadi salah satu gudangnya seniman di DIY. Seiring berkembangnya jaman, banyak generasi muda yang lebih tertarik dengan budaya dan kesenian modern,” katanya saat memberikan sambutan.

Lebih lanjut Badingah menuturkan, dengan adanya dukungan dari pemerintah melalui adanya UU no 13 tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY, seni dan budaya jawa perlahan-lahan kembali lestari. “Semoga seniman-seniman di Gunungkidul tetap bersemangat dalam melestarikan budaya dan kesenian jawa,” tuturnya

Ia menambahkan, seni karawitan sendiri merupakan induk dari kesenian jawa. Sangatlah penting kesenian ini untuk tetap dilestarikan. “Dengan adanya festival karawitan ini, diharapkan mampu menjadi sebuah landasan untuk pelestarian budaya jawa,” pungkasnya. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar