GUNUNGKIDUL, (KH),– Tanaman padi pada musim ke- 2 di Gunungkidul telah dipanen. Lahan tanaman padi pada musim ke dua mencapai 11.715 hektar.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Sustiwi, STP. didampingi Sub Koordinator Substansi Produksi Tanaman Pangan Danang Sutopo, S,Hut.T, menyampaikan, jenis tanaman padi terbagi menjadi dua, yakni tanaman padi sawah dan padi gogo.
“Perkiraaan hasilnya mencapai 50.000 ton Gabah Kering Giling (GKG),” terang dia saat hadir pada panen raya padi di Kalurahan Pulutan, Kapanewon Wonosari belum lama ini.
Jika semua padi musim kedua rampung dipanen, maka pihaknya optimis target produksi padi Gunungkidul tahun 2023 akan tercapai. Sebab, pada musim tanam pertama telah dicapai produksi padi sebanyak 251.802 ton.
Adapun hasil panen padi Kelompok Tani Marsudi Tani dan P3A Mersudi Tani di Kalurahan Pulutan cukup membanggakan.
FX Taryana Ketua Poktan Marsudi Tani melaporkan, area persawahan seluas 26 hektar di Padukuhan Praon, Kalurahan Pulutan ini memanfaatkan sumber air dari bendungan yang dibangun tahun 1974. Sehingga petani dapat menanam dan panen padi dua kali dalam setahun serta dilanjutkan tanam palawija seperti kedelai juga sayuran pada musim ketiga.
“Varietas padi yang ditanam ada beberapa seperti padi hibrida MAPAN 05, Ciherang, dan Supadi,” kata Taryana.
Pada saat ubinan, produktivitas padi Mapan 05 mencapai 7,76 ton/ha GKG.
Keberhasilan pertanaman padi juga berkat pembangunan saluran irigasi tersier sepanjang 600 meter bantuan dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) DIY pada tahun anggaran 2022. Dengan fasilitas tersebut, air dapat dialirkan ke lahan.
“Kami Poktan diberikan bantuan JUT (Jalan Usaha Tani) untuk memudahkan pengangkutan hasil panen dan sarana produksi ke lahan,” harap dia.
Pemerintah daerah sangat menghargai para petani sebagai penopang pertumbuhan ekonomi Gunungkidul. Sehingga terus berupaya melalui program pertanian diupayakan mencukupi kebutuhan petani antara lain pupuk bersubsidi, benih serta sarana pertanian yang lain.
Dalam kesempatan panen Bupati Gunungkidul berpesan kepada Dinas Pertanian dan Pangan untuk mencoba menggunakan energi terbarukan seperti listrik tenaga matahari. Dengan begitu dapat mengurangi biaya daya listrik sarana irigasi.
“Tahun depan silahkan dicoba,” tuturnya. (Kandar)