Diduga Depresi Karena Sakit Mata Menahun, Warga Nglipar Gantung Diri

oleh -3183 Dilihat
oleh
Ilustrasi gantung diri. Foto: Hellosehat.

NGLIPAR, (KH),– SJ (56) warga Kalurahan Katongan, Kepanewon Nglipar bunuh diri dengan cara gantung diri, Sabtu, (15/8/2020). Diduga korban mengalami depresi lantaran dipicu penyakit mata menahun yang tak kunjung sembuh.

Informasi yang dihimpun kabarhandayani, peristiwa tersebut berlangsung pada pukul 11.00 WIB ketika istri korban yakni Ir (42) pulang dari ladang.  Sepulang dari ladang, istrinya lantas memanggil – manggil korban. Namun tak ada jawaban, lantas Ir merasa curiga.

Istrinya kemudian mencari korban ke dalam rumah. Kaget bukan main, Ir melihat suaminya dalam keadaan tergantung di ruang tamu. Ir kemudian histeris berteriak minta pertolongan kepada warga sekitar.

Sesaat kemudian tetangga korban datang dan berusaha menyelamatkan korban. Tetangga korban langsung berusaha menurunkan korban dari tali gantungan.

Korban diturunkan lalu dibawa ke sebuah meja panjang. Namun akhirnya nyawa korban tidak tertolong.

“Kami langsung melaporkannya Polsek dan Puskesmas,” ujar Dukuh setempat, Apin Bekti Wibowo saat dikonfirmasi.

Mendapatkan informasi adanya kejadian gantung diri jajaran Polsek Nglipar dan Puskesmas Nglipar kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan olah TKP. Setelah memeriksa tubub korban, tidak ditemui adanya tanda – tanda penganiayaan. Lantas disimpulkan bahwa korban meninggal dunia murni bunuh diri. (red/r)

***

Catatan Redaksi:

  1. Ayo bantu ringankan beban dan pulihkan keluarga terdampak bunuh diri, dan berhentilah mencemooh, mengolok-olok atau menghujat orang/keluarga penyintas dari bunuh diri. Kejadian bunuh diri adalah peristiwa kemanusiaan dan problema kita bersama, dapat menimpa siapa saja tanpa memandang status sosial, pendidikan, agama, jender, dan atribut-atribut lainnya.
  2. Ayo bantu cegah bunuh diri di Gunungkidul dengan cara peduli kondisi fisik dan kejiwaan anggota keluarga, sanak saudara, dan sesama. Berikan bantuan kepada sesama yang memerlukan dukungan permasalahan kejiwaan atau kesejahteraan mental.
  3. Menyambungkan sesama yang membutuhkan pertolongan problema kejiwaan dengan layanan kesehatan terdekat (Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit) atau layanan konseling kepada pemuka masyarakat dan pemuka agama setempat dapat menjadi upaya preventif mencegah bunuh diri.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar