Dampak Musim Kemarau, Panen Tembakau Tidak Maksimal

oleh -4733 Dilihat
oleh
Siswo Sutrisno (70), salah satu petani tembakau menunjukkan daun tembakau miliknya mengering. KH/ Kandar.
Siswo Sutrisno (70), salah satu petani tembakau menunjukkan daun tembakau miliknya mengering. KH/ Kandar.

PALIYAN, (KH),– Dampak musim kemarau tak hanya berdampak pada sulitnya pemenuhan air bersih bagi warga Gunungkidul, namun berkurangnya air secara drastis pada sumber-sumber air juga berakibat tidak maksimalnya hasil kebun tembakau.

Hal tersebut dialami Siswo Sutrisno (70) warga Desa Pampang, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Saat ditemui di kebun tembakau miliknya, Jum’at, (7/9/2018) dirinya mengaku pasrah lantaran tanaman tembakau miliknya mengering.

“Harusnya jika cukup air masih bisa dipetik beberapa kali lagi,” keluhnya.

Semenjak sumur sebagai sumber pengairan kebun tembakau miliknya mengering, daun tanaman tembakau miliknya berangsur menguning lalu mengering.

Sebelumnya dirinya sempat membeli air tangki untuk mengairi kebun. Namun setelah dihitung dengan hasil penjualan panenan dirinya mengaku menanggung rugi.

“Beli air satu tangki Rp. 80,000. Sementara air dibutuhkan hingga waktu tiga bulan ke depan. Jelas memakan banyak biaya, ya sudah dibiarkan saja,” terang Siswo Sutrisno.

Padahal, sambungnya, daun tanaman jenis perkebunan non pangan ini masih berpotensi beberapa kali lagi panen jika kebutuhan airnya tercukupi. Sebelumnya, dirinya telah memanen daun tembakau sewaktu air dari sumur masih dapat diandalkan. Setelah sumur kering praktis pengairan tanaman tembakau miliknya terhenti. Dirinya merasa musim kemarau tahun ini datang jauh lebih awal sehingga mengganggu perkebunan tembakau yang ia budidayakan selepas panen padi. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar