WONOSARI, (KH),– Dunia usaha semakin beragam. Dari seorang yang kreatif, ide usaha tak jarang muncul dari masalah-masalah yang pada awalnya bersifat personal. Masalah yang ada justru menginspirasi dan dikembangkan untuk menjadi ide bisnis cemerlang.
Seperti yang dilakukan Erwin Hidayat (32), yang membuka usaha jasa cuci atau pembersihan sepatu pertama kali di Gunungkidul ini. Berawal dari boomingnya anak muda yang hobi mengenakan sepatu usaha ini muncul. Menurut amatannya, satu orang tidak sedikit yang memiliki lebih dari satu pasang sepatu. Kemudian masalah muncul ketika para pemilik sepatu tidak tahu cara yang tepat bagaimana merawat sepatu.
Di kota-kota besar usaha ini memang sudah banyak berdiri, namun untuk mendirikan usaha jasa tersebut di Gunungkidul Erwin tak sekedar bertaruh untung-untungan. Setelah melakukan serangkaian penjajakan pasar dirinya percaya diri usaha jasa tersebut dapat diterima dan memiliki segmen pasar tersendiri.
“Kebetulan saya juga hobi dengan sepatu, bukan koleksi tetapi ada beberapa pasang di rumah. Awalnya saya tertarik untuk tahu bagaimana merawat sepatu, membersihkannya tetapi tidak sekedar mencucinya,” ujarnya, Minggu, (29/7/2018).
Dirinyapun mulai menggali banyak informasi. Selain secara otodidak dan bantuan beberapa temannya, merawat sepatu menggunakan alat dan bahan pembersih khusus mulai ia lalukan terhadap sepatu-sepatunya. Jika cara dan bahan tidak pas, upaya membersihkan terkadang justru merusak material atau bahan sepatu.
Setelah cukup tahu dan mampu merawat sepatu agar selalu tampil bersih dan tetap awet dirinya kemudian memiliki ide dan memutuskan untuk membuka usaha jasa pembersihan sepatu ‘Simple Shoes Cleaning’ di kediamannya pada pertengahan Juli 2017 lalu.
Wirausaha yang didirikan di Jl. Baron RT 07/08, Tegalsari, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari ini kemudian dikembangkan. Tak hanya sepatu saja, Simple Shoes Cleaning saat ini juga melayani jasa cuci sandal, tas, topi, dompet dan lain-lain. Secara teknis, cara, alat dan bahan pembersih berbagai aksesoris dan kebutuhan fashion tersebut sama.
“Ada tiga hal yang membuat peluang usaha ini saya ambil, pertama, orang tak tahu cara merawat sepatu yang tepat, kedua, orang tahu cara mencuci sepatu tetapi tidak tahu alat dan bahan yang digunakan, lantas ketiga, orang tahu cara mencuci sepatu sekaligus tahu bahan dan alatnya namun tak cukup banyak waktu untuk melakukannya,” papar wartawan salah satu TV swasta nasional ini.
Menjadi satu-satunya usaha yang ada di Kota Wonosari sekaligus di Gunungkidul, Simple Shoes Cleaning semenjak berdiri berangsur-angsur memiliki banyak pelanggan. Sebelumnya, enam bulan pertama memang belum begitu ramai diminati. Menurut lulusan SMA 2 Wonosari ini rentang waktu tersebut merupakan waktu pengenalan kepada khalayak atas usaha yang dijalankan.
Ditambahkan, biaya jasa cuci sepatu mulai dari Rp. 30 ribu. Untuk pengecatan ulang mulai dari Rp. 100 ribu. Sementara pengecatan untuk bahan kulit harus pakai pewarna khusus, sehingga biayanya mencapai antara Rp. 100 hingga 150 ribu. Sedangkan untuk tas biaya cucinya berkisar sekitar Rp. 40 ribuan.
“Awal-awal dibuka per hari baru ada 1-3 pasang sepatu masuk untuk dibersihkan. Belakangan setelah kurang lebih berjalan satu tahun, respon masyarakat cukup baik. Pelanggan anak-anak hingga dewasa bahkan orang tua jumlahnya meningkat,” tukas Erwin. (Kandar)