“Keunggulan sayur Hidroponik, hasilnya lebih bagus, terlihat lebih bersih dan segar. Untuk jenis Selada, daunnya lebih lebar dan hijau, hal inilah yang menjadi daya tarik. Sehingga setelah konsumen memesan untuk pertama kali, maka besoknya akan memesan lagi,” ujar Said.
Menurut Said, pemasaran produk Hidroponiknya selain di pasar umum, juga langsung menyasar ke beberapa rumah makan, Burger, dan pelanggan-pelanggan yang saat ini berjumlah 30-an lebih.
“Untuk lokasi seputaran kota Wonosari, saya siap Delivery, tapi sebelum jam 8 pagi, selepas jam 8 pagi, maka biasanya pelanggan akan datang langsung ke kebun,” papar dia.
Saat ditanya omset dari bisnisnya ini, Said tampak agak enggan menyebut nominalnya, dia hanya menjawab bahwa secara umum perputaran modal bisa dihitung setiap 45 hari sekali.
“Bisnis ini disamping untuk hobi saya berkebun, Alhamdulillah ada hasilnya untuk sekedar menggaji karyawan,” ujar Said merendah.
Di kebun Hidroponiknya yang seluas hampir 700 meter persegi ini, Said mempekerjakan 4 orang tetangganya. Mereka satu keluarga, terdiri dari Bapak, Ibu dan dua anaknya. Kepala keluarga dari keluarga yang bekerja di tempat Said menderita sakit Stroke. Tapi, masih mampu bekerja walau tidak maksimal.
“Sebetulnya, mengurus kebun ini bisa dikerjakan dua tenaga saja, tapi karena saya ingin sedikit menolong tetangga saya, maka satu keluarga semua bekerja di sini,” terang Said.
Pemandangan yang serasi antara putihnya warna instalasi paralon dan hijau ranumnya daun Selada membuat siang hari saat KH bertandang terasa sejuk. Tenaga perawat kebun tampak sedang sibuk merawat tanaman hidroponik. Memberikan Nutrisi atau menangani hama tanaman.
“Untuk air yang digunakan sebagai media tanam adalah air biasa, lebih bagus air dari sumur, untuk Nutrisi yang diberikan pada tanaman saya menggunakan Nutrisi AB Mix, awalnya beli, tapi sekarang saya sudah buat nutrisi sendiri,” ungkapnya.
Ditanya soal rencana kedepan dengan bisnis barunya ini, Said menyatakan bahwa bisnis sayur Hidroponik mempunyai prospek yang bagus di Gunungkidul. Dia berhitung, untuk saat ini saja, permintaan pasar terhadap produknya sudah tergolong tinggi.
“Konsumen masih belum banyak yang tahu tentang produk Hidroponik. Maraknya bisnis Kuliner di Gunungkidul dengan kemunculan ratusan rumah makan merupakan peluang pasar yang bagus,” kata dia.
Said meyakini, pengaruh wisata yang pesat di Gunungkidul, otomatis akan menggairahkan bisnis Kuliner lantas tentu saja produk sayur Hidroponik.
“Saat ini saya sudah berpikir, bahwa ini bukan lagi sekedar hobi, tapi sudah masuk skala bisnis atau usaha. Rencananya kedepan saya akan memperluas lahan kebun Hidroponik saya,” ujar Said optimis, menutup obrolan kami siang itu. [Edi Padmo]