Bima Rasakan Pelayanan RSUD Wonosari Buruk

oleh -874 Dilihat
oleh

WONOSARI,kabarhandayani.– Bima Yudia Putra Tama, bocah sebelas tahun, warga Kranon, Kepek, Wonosari, merasakan buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari. “Saya tidak terima keponakan saya mendapat penanganan yang tidak serius,” ungkap Aminudin Azis, Minggu (17/8/2014).
Dia menjelasakan, pihak keluarga masih tidak terima dengan buruknya pelayanan RSUD Wonosari. Bima, yang sebelumnya mendapat pelayanan karena sakit sesak nafas, dipersulit saat akan menggunakan jasa ambulan untuk dirujuk ke RS. Sardjito, Yogyakarta. Anak pertama pasangan Salafudin dan Yuni Kriswanti sempat terlantar di ruang Instalasi Rawat Darutat (IRD).
Dia menjelaskan, Bima mengalami sesak nafas sebelumnya, kemudian oleh orang tuanya langsung dibawa ke RSUD Wonosari, oleh dokter yang saat itu bertugas, Bima diharuskan dirujuk ke RS. Sardjito Yogyakarta. Tetapi pihak keluarga dipersulit saat akan menggunakan ambulan RSUD.
“Jelas mobil ambulan ada kok alasannya takut dimarahi pihak rumah sakit tempat merujuk, kan lucu,” ungkap Aziz.
Aziz menambahkan, ketika di IGD RSUD Wonosari, Bima sempat didiagonosa oleh dokter mengalami sakit gangguan jantung. Saat itu keluarga meminta bantuan mobil ambulan RSUD Wonosari untuk mengantar tetapi ditolak dengan alasan takut dimarahi petugas RS. Sarjito.
“Rumah sakit ini tolol, masa ambulan aja nganggur banyak kita diminta mencari ambulan swasta,” tegas Aziz yang merupakan paman Bima.
Setelah berdebat dan tidak menemukan titik temu, pihak keluarga akhirnya mendapat kendaraan ambulan milik salah satu klinik di Kecamatan Semanu. Bima akhirnya dibawa ke RS Sardjito Yogyakarta. Pihak keluarga berangkat sekitar pukul 24.00 WIB.
Aziz menerangkan, setelah sampai di RS. Sardjito, Bima langsung mendapat perawatan dari dokter yang saat itu bertugas. Setelah beberapa saat pemeriksaan, dokter yang bertugas mengatakan Bima tidak mengalami gangguan jantung melainkan hanya mengalami kram pada saluran pernafasan.
“RSUD Wonosari memang tidak profesional, ini tidak boleh dibiarkan seperti ini. Alasan yang tidak masuk akal, menggunakan ambulan kok takut dimarahi petugas, ganti saja direkturnya yang gak becus bekerja,” pungkasnya.
Terkait dengan buruknya pelayanan RSUD Wonosari, Aziz melakukan aksi tunggal dengan memasang 4 tulisan besar di komplek rumah sakit. Tiga tulisan ditempel di tiga mobil ambulan dan satu tulisan ditempel di pintu masuk IRD.
Terpisah Direktur RSUD Wonosari, Isti Indriyani saat dikonfirmasi berkilah, menurutnya protap rujukan ke Sardjito memang harus memastikan adanya kamar kosong. Pihak RSUD tidak berani jika langsung membawa pasien ke RS Sardjito jika belum mendapat kepastian adanya kamar kosong.
“Kemungkinan saat Bima akan dirujuk semalam hanya ada satu sopir ambulan yang piket, jadi tidak bisa mengantarkan, coba kita cek siapa yang bertugas semalam,” papar Isti. (Juju/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar