WONOSARI, (KH),– Sepekan lalu, tiga kelompok tani di Padukuhan Karangasem, Desa Mulo, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul menanam ratusan bibit pohon Sengon Laut di lahan marginal.
Penanaman pohon tersebut mendapat dukungan dari tokoh asal Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar, Dr. Tugiman SH., M.Si. Selain memberikan bibit pohon, lelaki yang mengenalkan diri sebagai anak Gaplek ini juga memberikan motivasi kepada para petani.
Menurutnya, upaya paling strategis untuk meningkatkan pendapatan petani melalui kegiatan pertanian yakni dengan melakukan inovasi pengolahan hasil panen.
Dosen di Universitas Pasundan Bandug ini menyebut, umumnya hasil pertanian masih dijual berupa bahan mentah. Upaya mendorong petani agar dapat berinovasi mengolah bahan baku tidak bisa dilakukan secara instan. Harus melalui proses edukasi bertahap.
Dr. Tugiman mencontohkan, sebagaimana panenan singkong, saat ini rata-rata masih dibuat Gaplek. Masyarakat yang sudah menjual panenan ketela menjadi produk olahan makanan masih sangat sedikit.
“Demikian juga hasil perkebunan, misalnya kayu. Umumnya juga dijual ke luar masih berwujud kayu glondongan atau berupa bahan mentah,” ungkap Dr. Tugiman.
Pihaknya menilai, masyarakat belum dengan mudah memperoleh edukasi dan wawasan bagaimana membuat produk menggunakan bahan lokal. Jika produk dan brand telah dibuat, dirinya yakin pendapatan petani lebih meningkat.
“Pemberdayaan petani melalui pelatihan pengolahan. Saat ini sudah banyak UKM di Gunungkidul yang mampu membuat aneka olahan berbahan lokal. Mereka bisa dihadirkan sebagai tutor,” kata dia.
Sependapat dengan Dr. Tugiman, Kepala Padukuhan Karangasem, Kartu meyakini inovasi dan kretivitas petani dalam mengoptimalkan nilai tambah hasil panen petani menjadi salah satu kunci mendongkrak ekonomi masyarakat khususnya petani.
Dirinya mengaku bahwa masyarakat petani tradisional masih memerlukan dampingan agar mampu mengolah hasil panen. Tanpa campur tangan pihak swasta, perseorangan yang peduli lebih-lebih pemerintah, akselerasi menuju kesejahteraan petani sulit terwujud. (Kandar/ Advetorial)