WONOSARI,(KH)–Dalam debat publik putaran pertama yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gunungkidul keempat Calon Bupati (Cabup) yang maju dalam persaingan Pilkada 2015, sepakat akan mewujudkan kemandirian rakyat Gunungkidul apabila mereka terpilih menjadi pemimpin Gunungkidul 2015-2020.
Hal ini tergambar di segmen Kedua Pendalaman Visi Misi, dalam Debat Publik Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Pilkada 2015, di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Sabtu (31/10/2015). Dalam debat yang mengambil tema ‘Pembangunan Ekonomi Daerah, Ketahanan Pangan yang Berwawasan Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat’ ini, Wasingatu Zakiyah selaku moderator menanyakan pertanyaan yang serupa, meski demikian diselaraskan dengan visi misi yang telah diungkapkan oleh para Cabup di segmen pertama.
“Bagaimana Cabup Nomor Satu dapat menggunakan perkembangan Global Geopark Network (GGN) sebagai sebuah daya saing Gunungkidul? Tentunya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat,” tanya Direktur Institute for Development and Economic Analysis (IDEA Jogja) itu, Sabtu malam.
Badingah, selaku cabup Nomor Urut 1 menyampaikan pandangannya. Untuk menjadikan GGN berdaya saing, maka diperlukan pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkelanjutan. Yang pertama perlu dikembangkan ialah persoalan kelembagaan, pasalnya, pengelolaan GGN berhubungan dengan tiga propinsi dan tiga kabupaten. Bukan hanya SDA, Badingah memandang perlu untuk mengembangkan dan menguatkan desa serta pelaku pariwisata.
“Dengan mengembangkan pariwisata, ada efek keberlanjutan bagi perekonomian. Baik bagi pelaku ekonomi bawah, dengan penguatan sentra industri, makanan olahan dan jasa wisata,” urainya.
Dengan menghadapi tamu yang bukan hanya dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri, berkembangnya GGN bisa menekan arus urbanisasi, menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan di Gunungkidul. Sehingga masyarakat sejahtera lahir dan batin.
Kepada Cabup Nomor urut dua, Benyamin Sudarmadi, sang moderator menanyakan bagaimana ia mewujudkan visi misi dalan ombo banyu roto, sedangkan masalah ketersediaan air adalah persoalan yang sulit.
Menanggapinya, Benyamin merencanakan pengangkatan air bawah tanah Gunungkidul yang saat ini diketahui memiliki debit tinggi namun belum dioptimalisasi. Optimalisasi ini dilakukan mengingat, yang membutuhkan air bukan hanya manusia melainkan hewan dan tumbuhan.
Dengan tercukupinya kebutuhan air untuk segala kegiatan di Gunungkidul, maka akan semakin banyak orang yang datang ke Gunungkidul. Di samping itu, pihaknya juga akan membangun jalan di Gunungkidul, bukan hanya dibangun secara asal-asalan, melainkan juga melengkapinya dengan fasilitas infrastruktur pendukung.
“Dengan semakin membaiknya infrastruktur jalan dan air, dengan kenyataan bahwa Gunungkidul itu cantik dan indah, maka orang akan semakin banyak datang ke Gunungkidul. Bukan hanya membantu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dari pariwisata, melainkan akan menumbukan rest area, yang di sana akan menjadi tempat bagi masyarakat untuk menjual hasil produk olahan mereka sendiri,” terangnya.
Sedangkan di kubu Cabup Nomor Urut Tiga, Djangkung Sudjarwadi mendapat pertanyaan apa strategi yang akan diambil untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015, mengingat visi misi paslon nomor tiga juga menyentuh daya saing masyarakat di tingkat internasional.
Djangkung sendiri mengungkapkan bahwa ia akan membentuk One Village One Product (OVOP), selain itu, ia juga berupaya mengakomodasi petani dan peternak di Gunungkidul melalui fokus penanaman jagung, sebagai bahan baku bio etanol. Di setiap kecamatan, sedianya akan dibangun pabrik etanol.
“Harapannya, bisa menjaga harga jagung milik petani di atas harga produksi, karena Badan Usaha Milik Usaha Daerah dan Koperasi Unit Desa membeli jagung petani di atas harga produksi. Sehingga kemandirian pertanian tak tergantung daerah dan negara lain,” ujarnya.
Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan Djangkung, Cabup Nomor urut empat yaitu Subardi menyatakan akan mengembangkan sektor pertanian. Cara yang ditempuh dengan menjaga kestabilan harga paska panen masyarakat.
Langkah lain, optimalisasi zona pariwisata bukan hanya selatan, namun tengah dan utara, Agar bisa menampung banyak tenaga kerja , masyarakat menjadi bisa memiliki penghasilan sendiri dan berdampak pada kesejahteraan mereka. Di setiap kecamatan akan dibangun lumbung pupuk agar petani tak kesulitan mendapatkan pupuk
“Menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan mesin ekonomi. Meski ada program pengembangan pariwisata, diambil pula langkah melestarikan budaya dan Rencana Tata Ruang Wilayah,” pungkasnya.(Maria Dwi Anjani)