WONOSARI, (KH) — Pemerintah menghimbau kepada pengelola destinasi wisata Goa Pindul agar melakukan pembenahan. Hal ini diungkapkan oleh Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul.
Berbagai masalah seperti tak henti-hentinya membayangi destinasi wisata Goa Pindul. Puncaknya wisatawan cenderung kapok untuk kembali ke destinasi wisata menyusur sungai bawah tanah tersebut.
A. Hari Sukmono selaku Kabid Pengembangan Produk Wisata Disbudpar Kabupaten Gunungkidul menagatakan masalah goa Pindul di khawatirkan akan mencoreng citra pariwisata di Gunungkidul. Ia mengungkapkan kekecewaannya lantaran destinasi wisata tersebut seharusnya bisa menjadi ikon Kabupaten Gunungkidul.
“Memang pada liburan beberapa minggu yang lalu banyak wisatawan yang kecewa setelah berkunjung di Goa Pindul,” katanya. Minggu (11/1)
Hal tersebut sangat disayangkan oleh Hari karena jika pengelolaan berjalan dengan baik dan rapi wisatawan juga akan merasa nyaman dan tidak akan kapok untuk berkunjung kembali. Menurutnya salah satu cara membenahi citra negatif Pindul, dengan membenahi semua aktivitas yang berkaitan dengan Pindul baik langsung maupun tidak langsung.
“Termasuk jasa joki, yang sangat mengganggu kenyamanan pengunjung,” tegasnya.
Selain itu Hari berharap kepada pengelola Pindul agar tetap menjaga komitmen mereka untuk mencari pasar.”Kalaupun memakai mekanisme marketing dengan menggunakan jasa joki ya harus tertib, terkoordinir dan jelas. Tidak lantas mencegat dipinggir jalan atau membuntuti mobil pengunjung,” jelas Hari.
Lebih lanjut Hari berharap kepada seluruh pengelola dan penjual yang ada di Pindul agar memasang list biaya baik penjual maupun pengelola. “Kami sudah berkali-kali menghimbau kepada seluruh pelaku usaha di Pindul untuk menggunakan daftar harga yang dipasang di tempat mereka membuka usaha,” imbuhnya.
Hari menyampaikan kepada seluruh pelaku usaha di Pindul agar segera membenahi citra negatif yang berkembang saat ini. “Yang membuat kecewa bukan hanya pelaku aktivitasnya saja. Kami kecewa jika pariwisata di Gunungkidul akan selesai, artinya dengan berbagai keluhan dari wisatawan membuat mereka kapok,” pungkas, A Hari Sukmono. (Atmaja)