GUNUNGKIDUL, (KH),– Pasca antraks menyebar di Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul, Pemerintah Daerah memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Verteriner, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul, drh Retno Widyastuti mengatakan, uji sampel tanah dari Padukuhan Ngrejek Wetan di Desa Gombang dinayatakan oleh Balai Besar Verteriner Wates positif terdapat spora antraks.
“Pasca hewan ternak mati mendadak langsung dilakukan isolasi,” kata dia kepada wartawan, Rabu, (15/1/2020).
Saat ini tidak diperbolehkan jual beli hewan ternak dari dan ke luar wilayah Desa Gombang. “Sementara waktu warga di larang menjual ke luar dan juga membeli,” jelas dia.
Hal tersebut dimaksudkan agar persebaran wabah antraks tidak terjadi. Selain memperketat lalu lintas ternak. Saat ini DPP akan mengaktifkan pos pemantau lalu lintas ternak di dua wilayah. Dirinya menyayangkan, sempat ada hewan ternak kambing yang dijual ke luar pasca terjadi beberapa hewan mati.
“Pos pemantauan lalu lintas ternak akan dibuat di Desa Bedoyo dan Kecamatan Ngawen,” terang drh Retno.
Tahun ini Kementerian Pertanian, selain mendukung pendirian pos pantau, juga akan memberikan obat-obatan, vitamin, dan formalin guna penanganan antraks.
“Disiapkan 15 ribu dosis vaksin, formalin 5 ribu liter dan antibiotik 10 ribu dosis,” imbuh drh Retno.
Selain lokasi sapi mati yang positif tersebar spora antraks, Pasar hewan juga diwacanakan akan didesinfeksi.
Sementara itu, Assek Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Gunungkidul, Ir Azman Latif meminta masyarakat lebih waspada. Pihaknya menghimbau untuk tidak lagi menyembelih sapi mati kemudian mengkonsumsinya. Terlebih, jika ternak mati mengarah ke gejala terkena antraks, diantaranya mati secara mendadak.
Sebagaimana diketahui, penyebaran antraks salah satunya karena dilakukan penyembelihan hewan ternak mati kemudian dibagi-bagikan. (Kandar)