PLAYEN,(KH)–Desa Banyusoco Kecamatan Playen Gunungkidul, terdiri dari 8 Padukuhan. Semua wilayah padukuhan tidak pernah kekurangan air, walaupun musim kemarau panjang.
Padukuhan yang ada meliputi Padukuhan Kepek I dan II, Padukuhan Ketangi, Banyusoco, Kedungwanglu, Klepu, Gedad dan Padukuhan Sawah Lor.
Sutiyono Kades Banyusoco menuturkan bahwa nama Banyusoco mempunyai arti desa yang memiliki air lebih. “Banyu artinya air dan soco artinya lebih,” kata Sutiyono ketika ditemui KH beberapa waktu lalu.
Banyaknya sumber air belum digarap dengan baik, karena terkendala dana yang belum ada. Jika sumber air dimanfaatkan maksimal maka sumber air di desa Banyusoco dapat mencukupi air warga Bantul yang berbatasan dengan wilayah Gunungkidul. Untuk saat ini,sumber air baru dimanfaatkan oleh warga Banyusoco.
Sumber air yang ada disebutkan ada di Grunggung Gedad 4 sumber air, Karangkulon 1 sumber,Sendang 1 sumber, Banyusoco dan Ketangi masing-masing 1 sumber yang dimanfaatkan warga.
Dengan sistem PAM yang ditangani PAMASKARTA (Paguyuban Air Minum Yogyakarta) untuk Gunungkidul.”Khusus untuk Banyusoco, PAM diberi nama Ngudi Ajiningtirto,” jelas Kaur Kesra Desa Banyusoco, Sumarwanto SPdI.
Dengan banyaknya air di desa ini, banyak warga yang dapat menanam padi 2 kali setahun.Warga juga mempunyai penghasilan tambahan dari budidaya ikan dalam kolam, terutama warga di Padukuhan Gedad dan Klepu.
Sutiyono berharap melimpahnya air di Banyusoco dapat dimanfaatkan untuk pengembangan obyek wisata.”Mudah mudahan ada investor yang tertarik dan mau menanamkan modal untuk pengembangan obyek wisata di Banyusoco,” pungkas Sutiyono.(Sarwo/Bara).