GUNUNGKIDUL, (KH),– Kendati Pemilu 2024 masih agak lama, gejolak dan manuver politik sudah bermunculan. Salah satu yang cukup santer menjadi bahan perbincangan datang dari tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Beberapa waktu lalu, muncul penyebutan ‘celeng’ bagi kader PDIP yang tidak satu komando dengan ketua umum.
Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Bidang Pemenangan Pemilu, Bambang Wuryanto atau yang akrab disapa Bambang ‘Pacul’. Penyebutan ‘celeng’ keluar dari mulut Bambang menyusul munculnya deklarasi DPC Seknas Ganjar Indonesia (SGI) Kabupaten Purworejo yang menyatakan siap mendukung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo maju Pilpres 2024.
Meski banyak pihak menyayangkan, Bambang menegaskan pernyataan itu tidak ingin ditarik. Dia menandaskan, yang tidak satu barisan dan tidak sesuai arahan ketua umum partai berlogo kepala banteng bermoncong putih jelas bukan banteng lagi.
“Kalau kader partai yang keluar barisan atau ikut-ikutan deklarasi ya celeng, bukan barisan banteng lagi,” tegas Bambang Pacul saat berkunjung ke kediaman Ketua DPD PDI-P DIY, Nuryadi, S.Pd., Minggu (7/11/2021) di Siyono, Logandeng, Playen, Gunungkidul.
Lelaki yang menjabat Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah ini mengungkapkan, pernyataannya itu bukan hal yang baru. Tapi merupakan adagium lama di PDI-P. Sepertihalnya yang dimunculkan Sidik Djojosukarto tokoh PNI masa lampau.
“Sesuai Konggres V pada 8-10 Agustus 2019 lalu, Capres dan Cawapres merupakan hak dan wewenang penuh ketua umum. Jadi, jangan mendahului,” timpal Bambang lagi.
Bambang mengingatkan, hanya partai dan gabungan partai yang bisa mengusung Capres dan Cawapres. Kalau hanya sekelompok relawan tentu mustahil. Kalau toh ingin keluar dan membentuk partai baru, pihaknya mengaku sangat tidak keberatan.
“Menjadi kader partai itu prinsipnya kesadaran, kerelaan dan keikhlasan. Kalau masuk PDI-P garisnya jelas. Kalau misalnya ada kader mau keluar tentu kami ijinkan. Tidak masalah,” ujar Bambang.
Pun demikian, lanjut Bambang, keputusan PDI-P akan berkoalisi dengan partai lain atau tidak dalam Pilpres 2024 merupakan wewenang ketua umum. Meski PDI-P punya golden ticket bisa mencalonkan sendiri Capres dan Cawapres, namun demikian untuk meraih target menang, kemungkinan koalisi masih dipertimbangkan.
“Koalisi atau tidak itu juga hak ketua umum. Itu tentu kami fikirkan guna meraih kemenangan,” imbuh anggota DPR RI 4 periode ini.
Menjaga soliditas di tubuh PDI-P menghadapi Pemilu 2024, diakui Bambang menjadi bagian dari tugasnya bersama bidang keorganisasian. Namun demikian, ia percaya diri, munculnya deklarasi yang menjagokan Ganjar Pranowo sebagai Capres bukan merupakan ancaman yang dapat mengganggu kekompakan PDI-P.
“Kalau mau benar-benar ya harusnya lewat partai. Kemarin itu hanya riak-riak kecil, sama sekali tidak punya pengaruh besar,” tukas dia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua DPC PDIP Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih menyatakan, untuk Gunungkidul sejauh ini kader tetap solid dan kompak. “Masih tetap satu komando dengan instruksi pimpinan. Kami yakin tidak akan ada yang keluar dari barisan,” ungkapnya. (Kandar)