Balita Tenggelam Di Kolam Pemancingan

oleh -1779 Dilihat
oleh

WONOSARI,(KH)– Akibat lepas dari pengawasan orangtuanya, Petit Sadewa (4) warga Padukuhan Jeruksari, Wonosari tewas tenggelam di kolam pemancingan milik ayahnya sendiri,Kamis pagi (13/11/2014). Kolam tersebut berada tidak jauh dari rumahnya.

Putra pasangan Suyanti dan Martono ini ditemukan mengambang di pojokan kolam  sekitar pukul 10.00 WIB. Sebelum kejadian, korban sempat berpamitan kepada ibunya yang saat itu sedang memasak, untuk buang air kencing.

Merasa curiga karena tak kunjung kembali, Suyanti akhirnya memutuskan menghentikan aktivitas memasaknya untuk mencari Petit. Pencarian dilakukan di kanan kiri rumah hinggga ke rumah tetangga karena biasanya Petit sering diajak main oleh tetangganya.

“Pamit buang air kecil kok lama tidak kembali, akhirnya keponakan saya ini mencari , tapi Petit tidak ketemu,” kata kerabat korban, Marjinah saat ditemui di rumah duka siang tadi.

Marjinah mengungkapkan, setelah pencarian yang dilakukan oleh Suyanti gagal, ayah Petit yang saat itu datang usai bepergian juga ikut mencari. Setelah beberapa saat tidak ditemukan, keduanya memutuskan untuk kembali kerumah.

“Saat kembali ini Martono sendiri yang menemukan Petit sudah mengambang di pojokan kolam, karena berteriak, warga akhirnya berkumpul,”ungkapnya.

Ia menambahakan, saat ditemukan, Petit memang sudah dalam keadaan lemas, meski demikian keluarga tetap membawa Petit ke RSUD Wonosari untuk mendapatkan pertolongan. Tetapi usaha yang dilakukan keluarga tidak berhasil karena Petit dinyatakan telah meninggal dunia.

Sementara Kepala Polsek Wonosari, Kompol Kuswanto menyatakan, kejadian yang menimpa Petit ini murni sebuah kecelakaan. Dari hasil olah tempat kejadian perkara, tidak ditemukan tanda-tanda atau bekas penganiayaan.

“Kuat dugaan, bocah ini terpeleset saat bermain, karena memang saat itu menurut keterangan, bocah ini bermain sendiri. Kemungkinan terpeleset dan terjebur di kolam,”papar Kuswanto.

Dia menghimbau kepada orang tua untuk tegas memberikan pengawasaan kepada anaknya. Sehingga kejadian yang menimpa keluarga Martono dapat dijadikan pelajaran bersama agar hal serupa tidak terulang kembali.(Juju/Bara)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar