GUNUNGKIDUL, (KH),– Alumni SMP N 2 Wonosari Angkatan Tahun 1982 turut membantu pemenuhan air bersih warga yang terdampak kekeringan musim kemarau tahun ini. Beberapa titik wilayah di 9 kecamatan di Gunungkidul menjadi sasaran dropping air.
Koordinator Alumni SMP N 2 Wonosari, Muryanto mengatakan, 60 tangki air besih yang dibagikan diharapkan mampu meringankan beban warga dalam memenuhi kebutuhan air bersih.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) belum mengeluarkan status siaga darurat kekeringan meski dampak kekeringan akibat musim kemarau terus meluas.
“Besaran dana yang sudah dianggarkan pasti mampu mencukupi kebutuhan air bersih masyarakat yang terkena dampak musim kemarau,” ujar Kepala Logistik dan Kedaruratan BPBD Gunungkidul, Sutaryono, Senin, (25/9/2017).
Terang dia, dari alokasikan anggaran sekitar Rp. 600 juta, Pemkab Gunungkidul hingga saat ini telah mengeluarkan sekitar Rp. 400 juta. Dari dana tersebut telah tersalur dropping air sebanyak 2.135 tangki.
Lanjutnya, berdasarkan analisis dan pemetaan, jumlah pengajuan permohonan air bersih yang masuk semuanya dapat terpenuhi. BPBD Gunungkidul Optimis sisa anggaran Rp. 200 juta yang disiapkan pemerintah mampu mencukupi kebutuhan air hingga datang musim penghujan. Sebagaimana prediksi BMKG, hujan akan turun pada pertengahan Oktober mendatang.
Dari data BPBD, belakangan ada penambahakan 1 kecamatan yang mengajukan permintaan droping air, yakni di Kecamatan Ngawen. Sehingga untuk saat ini keseluruhan ada 12 kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang membutuhkan bantuan air karena terdampak kekeringan akibat musim kemarau.
“Berdasarkan kajian, tidak perlu adanya penambahan anggaran darurat. Sebab masih ada sisa anggaran. Selain itu, bantuan air bersih dari pihak swasta yang menyasar warga Gunungkidul juga cukup banyak,” terang Sutaryono. (Wibowo)