Arus Balik, Jasa Pengangkut Barang Raup Untung

oleh -
oleh
iklan dprd

WONOSARI, kabarhandayani.– Momentum Lebaran selalu menjadi hari yang ditunggu-tunggu untuk menambah pendapatan bagi para penyedia jasa pengangkut barang di Terminal Dhaksinarga, Selang, Wonosari, Gunungkidul. Pasalnya saat Lebaran tiba para penumpang memadati terminal.
Parjo (47) warga Selang, Kecamatan Wonosari memanfaatkan moment tersebut. Dia sudah bekerja sebagai pengangkut barang sejak 3 tahun lalu. Dengan kereta kayu yang didesain sedemikian rupa, Parjo membantu pengunjung terminal membawa barang bawaan dari area parkir masuk ke dalam area keberangkatan bus.
Bapak dua orang putra ini mengaku, saat musim mudik tiba pendapatannya meningkat hingga 50 persen. “Jika dibandingkan dengan hari biasa ya jelas ada peningkatan. Apalagi saat arus balik seperti sekarang ini,” ujar Parjo saat ditemui di komplek Terminal Dhaksinagra, Kamis (31/07/2014).
Parjo mengungkapkan, dia dan rekan seprofesinya tidak pernah mematok besaran upah untuk mengantar barang bawaan. Berapapun uang yang diberikan oleh pemakai jasa tetap dia terima dengan lapang dada. Parjo dan empat orang rekan seprofesinya menunggu penumpang di depan pintu masuk terminal.
Parjo menjelaskan, upah yang ia terima tidak bisa dirata-rata berapa besarnya. Pemakai jasa kadang memberi uang lebih, tetapi ada juga yang pelit dan hanya mengucapkan kata terima kasih. “Ada yang ngasih Rp 10.000,00 tetapi ada juga memberi Rp 2.000,00,” ungkap Parjo sembari menikmati air mineral yang dia bawa dari rumah.
Menurut Parjo, barang bawaan tidak perlu ditimbang untuk menentukan harga jasa. Selama kereta yang dia buat mampu mengangkut barang bawaan penumpang semuanya akan dibawanya. Saat momentum lebaran Parjo mengaku mendapat penghasilan Rp 50.000,00 per hari.
“Hari biasa (Tidak musim lebaran)  kadang dapat Rp 12.000,00 kadang Rp 20.000,00 malah kadang blong pulang gak bawa apa-apa,” kata Parjo sambil tertawa.
Sama dengan Parjo, Bardi (27) mengaku pendapatannya meningkat pada musim mudik tiba. Meski demikian kata Bardi uang yang didapat tidak mampu mencukupi kebutuhan keluarganya. Ketika tidak ada yang memakai jasanya, mereka biasa hanya duduk-duduk di bawah pohon sambil bersenda-gurau.
Saat asik bercerita sesekali mereka menawarkan jasa penangkutan untuk dibawakan sampai tujuan, bahkan mereka juga berkeliling di komplek terminal untuk mencari pemakai jasa. “Yang penting halal, berapapun hasil yang kita dapat kita bersyukur,” celetuknya. (Juju/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar