WONOSARI, kabarhandayani.- Perjuangan hebat ia jalani waktu itu, sudah menjadi kebiasaan tidur di belakang panggung. “Yang penting bawa autan,” katanya sambil tertawa. Bahkan tidak jarang, karena kejaran tenggat pekerjaan, terpaksa harus tidur menjelang subuh, dan bangun lagi ketika pagi tiba.Ia tidak kenal aturan tidur minimal 8 jam perhari. Ia menghitung dalam setahun ketemu sekitar 4 bulan untuk tidur. Yang berarti bahwa dalam 1 tahun sudah pasti waktu terbuang 4 bulan hanya untuk tidur. Si jum heran, di zaman sekarang masih saja anak muda yang suka tidur, berleha-leha, dan membuang waktu seenaknya.
Karena kesibukannya dalam pekerjaan, kuliahnya pun berantakan. Suami dari Nofi Suryani ini memutuskan berhenti bekerja untuk melanjutkan kuliah. Namun, rutinitas kegiatannya lagi-lagi membuatnya mengubur dalam-dalam kengininan untuk mendapatkan ijazah kuliah itu. Ia memilih mendirikan CV. BALLE Art di Wonosari. Sebuah usaha yang menekuni bidang waterpark dan waterboom serta tempat wisata pada umumnya, mulai dari desain, pelaksanaan dan pengadaan fasilitas mainan seperti seluncuran air fiber/slide, kolam fiber, patung, mainan air, mainan kering, dan pekerjaan artifisial lainnya.
Bidang usaha yang ia geluti mengandalkan perpaduan dua hal, yaitu seni dan teknik. Sebuah konsep yang matang dengan tata ruang dan penempatan yang sesuai, sebuah tempat wisata akan memberikan kenangan yang tak terlupakan, dengan dukungan konstruksi dan faktor safety yang baik akan membuat pengunjung nyaman.
Pada beberapa proyek besar berstandar nasional seperti Snowbay Taman Mini, Si Jum bertemu orang asing dari Korea, Eropa, Australia, dan Kanada. Ia pun belajar banyak tentang ilmu konstruksi, teknik, peralatan dan pelaksanaan yang standar dan layak dalam suatu bangunan dalam wahana tempat wisata.
Dengan menggandeng kekerjasama dengan rekanan di Semarang sebagai pabrik produksinya, BALLE Art telah menghasilkan karya di antaranya: Snowbay Waterpark Taman Mini Indonesia Indah, Bahari Waterpark Bus Dewi Sri Tegal, Taman Safari Bogor, Dupan Waterpark Pekalongan, Depo Pelita Purwakarta, Kura-Kura Waterpark Lombok, Amanzi Waterpark Ciputra Palembang, Kampung Gajah Lembang Bandung, dan proyek terakhir di 2013-2014 Jungle Fest di Bogor.
Kini Agus Riyadi telah meraih apa yang menjadi mimpinya. Dengan terus berjuang, ia mengembangkan usahanya. Berbagai jenis pekerjaan advertising juga digarapnya. Ia juga mempunyai harapan, di Gunungkidul akan ada tempat wisata berwahana air, sekalipun kecil. Bahkan, ia berencana membuat satu ikon atau semacam monumen untuk Gunungkidul.
Ayah dari Dyah Ayu Syahida dan Arfi Haris Abimanyu membagikan beberapa motivasi penting dalam perjuangan hidup dari pengalaman kesulitan hidup dan prestasi yang telah ia jalani sendiri. “Masa depan itu sekarang!! Bukan besok atau lusa, Anda ingin jadi apapun jawabannya adalah sekarang. Semua masalah hanyalah sebuah pertanyaan yg harus dijawab. Pikirkan segala sesuatu dengan maksimal hingga apapun hasilnya tidak ada kata “kecewa” ketika semuanya telah terjadi. Yang terakhir adalah pikirkan dan jadwalkan aktivitas apa yang terbaik dilakukan esok pagi sampai sore hari sebelum beranjak tidur, semoga semua hal yang dijalani akan senantiasa membuahkan hasil yang maksimal,” ujar Agus dengan senyum ramah sambil mempersilahkan Kabarhandayani menikmati teh yang hampir dingin, karena asyik tenggelam dalam obrolan kisah perjuangan hidup yang berbuah manis. (Kandar/Jjw)
Simak kisah sebelumnya di Bagian 1.