Pisang Menjadi Ciri Khas Kecamatan Gedangsari

oleh -7590 Dilihat
oleh

pisang (2)GEDANGSARI, (KH) — Kecamatan Gedangsari mempunyai program unik yang melibatkan seluruh masyarakat di Kecamatan. Sebuah program yang mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman pisang. Dalam program tersebut termasuk juga pengolahan buah pisang. Alasan program budidaya pisang atas dasar nama Kecamatan Gedangsari; yang dalam bahasa jawa berarti pisang yang utama.

“Masyarakat sepakat setiap satu keluarga mempunyai minimal 5 pohon pisang,” ucap Camat Gedangsari, M. Seryawan Indriyanto.

Menurutnya, ciri khas setiap Kecamatan harus ada, sehingga mampu menambah daya tarik obyek wisata di Gunungkidul. Program tanam pisang sudah berjalan sejak Tahun 2012 lalu; alhasil saat ini sudah banyak sekali pohon pisang yang ada di seluruh Desa di Gedangsari.

Ia menambahkan, pisang yang ditanam warga adalah pisang yang berkualitas, seperti pisang raja, ambon, kepok, dan lain sebagainya. Pisang kepok ditanam warga, karena pisang kepok merupakan pisang yang sering dijadikan olahan pisang goreng.

“Masyarakat juga dilatih untuk dapat mengolah pisang sekreatif mungkin. Bahkan, olahan bonggol pisang sudah berjalan sejak Tahun 2013 lalu,” ujarnya.

M. Setyawan berharap dari olahan pisang dapat menghasilkan keuntungan bagi warga. Program ini juga mengurangi tingkat pengangguran di Gedangsari, karena anak-anak muda; hususnya yang tidak melanjutkan sekolah, diajak untuk bekerja membuat olahan buah pisang.

Yanto (47) warga Pace 1, Hargomulyo, Gedangsari mengatakan, pohon pisang yang ditanam di rumahnya sudah mencapai puluhan pohon pisang. Untuk bisa berbuah, pohon pisang memerlukan  waktu kurng lebih 1 Tahun.

“Tetapi, yang menarik adalah tanaman pisang bisa berkembang dengan sendirinya,” katanya.

Ia mengaku hasil dari panen buah pisang memang tidak menentu; namun, makanan olahan yang berasal dari pisang dapat dijadikan sebagai salah satu penghasilan bagi keluarganya. “Pembuatan makanan olahan yang berasal dari pisang sudah rutin dibuat. Kebanyakan justru terjual di Klaten dan sekitarnya,” ungkapnya. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar