RONGKOP,(KH)— Kondisi geografis wilayah Gunungkidul yang lebih sulit bagi usaha pertanian membuat masyarakat lebih tertantang untuk bekerja keras dan kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Ketika kesulitan mengandalkan pertanian sebagai tumpuan hidup, maka masyarakat secara kreatif memanfaatkan sumber daya alam yang ada disekitarnya, salah satunya adalah tanaman bambu.
Bambu sering tidak begitu dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat. Namun, berkat tangan tangan terampil masyarakat Padukuhan Ngampiran Desa Melikan Kecamatan Rongkop, bambu bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah yang mampu menghidupi kebutuhan sehari hari.
Sudah sejak lama padukuhan yang terletak di kawasan timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri ini memang menjadi salah satu sentra kerajinan bambu Kabupaten Gunungkidul. Padukuhan Ngampiran yang terdiri dari sekitar 104 KK ini sebagian besar adalah pengrajin bambu. Hasil kerajinan bambu yang dibuat antara lain adalah alat-alat dapur seperti tampah, tambir, bakul, keranjang, kap lampu, dan masih banyak lainnya.
Paito, salah satu pengrajin yang masih aktif membuat kerajinan menuturkan, barang-barang hasil produksinya dijual di Pasar Bedoyo dan juga dijual secara berkeliling daerah sekitar dengan cara berjalan kaki, Selasa (3/2/2015).
“Saya jual sendiri semuanya. Kalau dititipkan ke kelompok, uangnya setiap sebulan sekali ndak bisa buat nutup kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.
Dalam sehari, Paito bisa membuat 7 – 10 barang hasil kerajinan bambu. Untuk harga, ia mematok harga dari Rp 7.000,- untuk sebuah tampah dan Rp 70.000,- untuk sebuah kap lampu dari bambu. Khusus untuk kap lampu, ia hanya membuat saat ada pesanan. Dalam seminggu, Paito mampu mendapat penghasilan sekitar Rp.500.000,-
Untuk perhatian dari pemerintah, ia menyatakan sudah cukup bagus dengan adanya Keputusan Bupati tentang One Village One Product di Kabupaten Gunungkidul, yang salah satunya menetapkan Kecamatan Rongkop sebagai salah satu sentra kerajinan bambu.
Ia juga mengungkapkan, bahwa di Padukuhan Ngampiran juga ada kelompok pengrajin. Setiap bulan, hasil dari masing masing anggota kelompok dikumpulkan dan disetorkan ke beberapa wilayah pesanan, seperti Yogyakarta dan kota-kota sekitarnya. (Hari)