GUNUNGKIDUL, (KH),– Padukuhan Wonolagi di Kapanewon Playen, Kabupaten Gunungkidul merupakan dusun terpencil. Meski demikian, masyarakat di wilayah ini tak mau ketinggalan dengan hiruk pikuk peringatan sekaligus perayaan HUT RI ke- 77.
Lurah Ngleri, Supardal menyampaikan, sekalipun terpencil Wonolagi masih menjadi bagian dari Bangsa Indonesia. Sehingga patut turut merayakan dan mensyukuri nikmat kemerdekaan, diantaranya melalui upacara bendera.
“Dalam suasana apapun harus tetap semangat, terus mengisi kemerdekaan,” kata Supardal usai upacara, Rabu (17/8/2022).
Ia mengungkapkan, Dusun Wonolagi dihuni 60 KK. Dusun ini dibatasi oleh hutan kayu putih dengan dusun lain di Kalurahan Ngleri. Jarak dengan kota kecamatan setidaknya sejauh 11 kilometer. Akses masuk ke wilayah ini terbilang belum memadai. Sebagian masih berupa jalan cor beton dengan kontur naik turun.
“Ide dari masyarakat sendiri ingin menyelenggarakan upacara bendera, saat bupati mendengar gagasan ini, beliau menghendaki datang ikut upacara,” imbuhnya.
Pelaksanaan upacara berada di halaman SD Wonolagi. Sekolah dasar ini hanya terdapat 17 siswa. Sekolah tersebut merupakan Sekolah Layanan, artinya, disediakan khusus untuk melayani dan memberi akses pendidikan bagi anak usia SD di wilayah itu.
“Sehingga tidak terpancang aturan dari pusat. Berapapun siswanya harus dipertahankan,” terang Supardal.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta usai menjadi inspektur upacara mengaku sengaja ingin ikut serta dalam prosesi upacara di Wonolagi. Meski jauh dari perkotaan, warga di Wonolagi juga layak turut serta merasakan suasana perayaan kemerdekaan.
“Saya sengaja datang ingin ikut dalam upacara bersama warga dari berbagai kalangan termasuk siswa SD yang jumlahnya tidak seberapa,” ujar Sunaryanta.
Bersamaan dia juga ingin tahu situasi wilayah tersebut. Dia tak menampik akses jalan menuju ke wilayah Wonolagi butuh perbaikan.
“Kedepan akan kami usahakan dan prioritaskan pembangunan jalan menuju wilayah ini. Bilamana bisa dianggarkan dari kabupaten akan direalisasikan,” kata purnawirawan TNI AD ini.
Sebagaimana upacara di alun-alun, tahun ini pihaknya sengaja mengundang berbagai elemen masyarakat, baik nelayan, petani, pedagang hingga difable untuk mengikuti upacara.
“Sekali lagi kami ingin semua masyarakat turut serta terlibat merasakan suasana kemerdekaan,” tegas dia.
Warga setempat, Niyem mengaku senang ikut serta dalam upacara. Baginya, upacara bendera merupakan ritual yang sangat jarang ia ikuti.
“Senang sekali. Sudah bertahun-tahun tak ikut upacara seperti ini,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Sunaryanta juga sempat meresmikan perpustakaan milik SD Wonolagi serta menyerahkan paket bantuan kepada sejumlah warga. (Kandar)