GIRISUBO, (KH),— Pantai Wediombo di Kalurahan Jepitu, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul memiliki garis pantai terpanjang diantara pantai lain di Gunungkidul. Di pantai ini cocok digunakan untuk olahraga Selancar atau surfing.
Ketua Wediombo Surfing Society (WOSS), Tugiyanto Selasa (28/9/2021) mengatakan, ada beberapa layanan jasa yang ditawarkan komunitas yang resmi berbadan hukum sejak 2017 itu. Antara lain, pemanduan surfing, senorkeling dan tracking dan jasa fotografi.
“Komunitas mulai memberikan layan sejak 2014, baru berbadan hukum tahun 2017. Anggota ada 30-an namun yang aktif sekitar separuhnya saja,” kata dia.
Rinci disebutkan, jasa pemanduan 1 orang untuk 1 wisatawan dengan durasi 1 jam senilai Rp150 per jam. Susur pantai Wedimbo-Greweng untuk 5 orang dengan 2 pemandu dipatok Rp150 ribu. Harga yang sama juga diterapkan untuk pemanduan senorkeling.
“Selama susur pantai juga kami sampaikan terkait keunikan dan sejarah geologi termasuk legenda atau kisah spot bernilai bagi masyarakt lokal, berikut tradisinya. Seperti kisah Watu Ping, tradisi sedekah laut dan lain-lain,” terang pria berambut gondrong ini.
Dari jasa yang disediakan, pendapatan anggota WOSS cukup lumayan. Tiap anggota dalam satu hari memperoleh antara Rp100.000 hingga Rp150 ribu. Saat ramai, hasil yang diperoleh masing-masing anggota bisa lebih.
WOSS saat ini punya 20-an papan selancar dan puluhan pelengkap keamanan yang lain. Alat tersebut dibeli oleh masing-masing anggota untuk digunakan bersama-sama. Agar terjangkau, papan selancar yang dibeli tidak dalam kondisi baru namun setengah pakai. Harganya berkisar antara Rp2 juta hingga Rp3,5 juta.
Semenjak pandemi terjadi, layanan jasa wisata di Wediombo macet total. Sebab, dengan adanya kebijakan PPKM, seluruh destinasi wisata di Gunungkidul ditutup.
“Ada yang bertani, kerja di berbagai sektor dan merintis usaha lain. Saya sekarang belajar dan mengembangkan usaha seputar multi media,” sambung Tugiyanto menyampaikan aktivitas WOSS yang juga masuk pada Pokdarwis di destinasi setempat.
Pihaknya masih punya harapan besar setelah pandemi nanti terkendali. Olahraga minat khusus selancar air dapat lebih mengemuka dan menjadi keunuggulan tersendiri di Gunungkidul. Sebab, sebelum pandemi geliatnya dinilai cukup baik. Beberapa kali event selancar skala nasional telah dilaksanakan di pantai Wediombo. Bahkan agenda kompetisi selancar skala internasional juga nyaris digelar. Namun, akibat pandemi lomba yang mampu meningkatkan pendapatan pelaku wisata di kawasan Wediombo itu urung terlaksana.
“Meski masih pandemi kami bikin konten berisi promosi seputar olahraga Selancar di Wediombo. Konten berupa video terlaksana bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Gunungkidul,” kata Tugiyanto lagi.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengapresiasi komunitas dan pelaku wisata di Wediombo. Meski pandemi belum diketahui kapan terkendali, WOSS telah menyiapkan diri menyambut kelonggaran seiring menurunnya kasus COVID-19.
“Dimungkinkan terjadi lonjakan kunjungan jika destinasi dibuka. Hal itu perlu disambut dengan matang,” kata Sunaryanta.
Pihaknya mengaku akan mencari terobosan agar keunggulan yang di Wediombo semakin dikenal di luar wilayah bahkan hingga manca negara.
Senada dengan Sunaryanta, Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih berpesan agar segala syarat dan prosedur pembukaan destinasi wisata disiapkan sedini mungkin.
“Dibutuhkan operasionalisasi Peduli Lindungi, sertifikat CHSE, dan tentu sarana prasarana penunjang Protokol Kesehatan (Prokes). Teman-teman Pokdarwis dibantu pemerintah harus menyiapkan diri,” imbau Endah. (Kandar)