GUNUNGKIDUL, (KH),– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul berharap pelaku usaha industri tahu dan tempe di Kalurahan Kepek, Wonosari, Gunungkidul dan sekitarnya membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Sebab selama ini limbah sisa pembuatan tahu dan tempe dibuang di Sungai Pancuran yang melintasi Kalurahan Siraman.
Sekretaris DLH Gunungkidul, Aris Suryanto mengungkapkan limbah industri tahu sudah cukup lama mencemari Sungai Pancuran. Ia mengeluhkan sikap pelaku usaha yang cenderung acuh terhadap limbah yang dihasilkan.
“DLH sampai saat ini belum bisa menyediakan IPAL komunal khusus di wilayah tersebut,” kata Aris Suryanto, Rabu, (15/07/2020) saat dihubungi melalui handphone.
Pihaknya mengaku saat ini belum memiliki anggaran guna pembangunan IPAL. Untuk itu dirinya berharap IPAL dibangun secara mandiri oleh para pengusaha industri tahu.
Sejauh ini pihaknya sudah melakukan berkali-kali imbauan sekaligus mediasi bersama pemilik usaha pembuatan tahu-tempe tersebut. Namun, ia menilai pemilik usaha tahu tempe tak memiliki keseriusan memperhatikan dampak limbah yang terbukti mencemari lingkungan itu.
Kerusakan Sungai Pancuran memang cukup parah. Sebagaimana disampaikan Ketua Program Sungai Bersih (Prokasih) Siraman, Sukardi, Sungai Pancuran sebelumnya jernih, namun saat ini warna air sungai keruh karena tercemar limbah yang berwarna putih pekat.
Selain keruh dan berbau, limbah juga menyebabkan biota sungai seperti ikan tak mampu bertahan hidup. “Tinggal ikan sapu-sapu yang hidup,” kata Sukardi.
Tak hanya berdampak pada biota laut, warga yang sesekali memanfaatkan sungai juga sangat terganggu. Menurutnya warga sesekali memanfaatkan air sungai untuk mandi, mencuci dan irigasi.
Sementara itu, Ketua RW 05 Besari Kalurahan Siraman, Suparman mengatakan sempat terjadi mediasi antara pelaku usaha dan warga. Dari hasil mediasi disepakati bahwa pelaku usaha tidak lagi membuang limbah ke sungai. Sementara waktu sungai sempat bersih, namun belakangan ini limbah kembali muncul.
Sekretaris DLH Gunungkidul, Aris Suryanto mengungkapkan, karena pelaku usaha dinilai membandel sempat ada aduan ke Polres Gunungkidul.