SEMANU, kabarhandayani.– Sebagai upaya menyelamatkan budaya Jawa yang semakin tergerus modernisasi, Lembaga pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Semanu menggelar Latihan Sesorah Basa Jawa. Sesorah atau pidato artinya berbicara, mengungkapkan gagasan di depan orang banyak secara lisan dengan teknik tertentu.
Tugino selaku ketua panitia menjelaskan, kegiatan latihan sesorah basa Jawa merupakan upaya mencegah agar wong Jawa ora ilang Jawane. Perkembangan modernisasi yang tak bisa dibendung harus memperoleh perhatian khusus dari berbagai pihak agar budaya asli masyarakat tidak hilang.
“Sekarang ini banyak anak-anak dan pemuda lebih menyukai belajar bahasa asing daripada belajar Bahasa Jawa, sehingga latihan ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan ilmu kepada peserta tentang belajar Sesorah Bahasa Jawa,” jelasnya Sabtu (6/9/2014).
Tugino memaparkan kegiatan yang dilaksanakan LPMD Desa Semanu bertempat di Balai Desa Semanu diikuti oleh 38 peserta terdiri dari perwakilan 19 padukuhan se-Desa Semanu. Peserta diprioritaskan kepada masyarakat dengan usia muda, hampir 75% peserta di bawah usia 35 tahun. Pelaksanaan kegiatan menggunakan Alokasi Dana Desa (ADD) Desa Semanu tahun 2014.
Lanjut Tugino, latihan sesorah basa Jawa berlangsung selama 3 hari dimulai sejak 5 September hingga 7 September 2014. Narasumber pelatihan berasal dari Ketua Desa Budaya Semanu Wasidi, SPd dan dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul Purnawan SSi dan Drs. Sakiya.
“Diakhir pelatihan peserta akan praktek sesorah (pidato) lengkap dengan pakaian Jawa,” imbuhnya.
Wasidi narasumber pelatihan menjelaskan, peserta latihan sesorah basa Jawa diberikan pengetahuan mulai dari belajar pandom pamicara (pedoman berpidato/bicara), tuladha upacara adat (contoh upacara adat), paramasastra (tata bahasa), kridha pamedhar sabdo (praktek berpidato/berbicara) serta diberikan latihan memakai pakaian Jawa.
Agus Wijayanto (34) salah satu peserta pelatihan mengaku, mengikuti latihan ini karena Ia kebetulan sebagai ketua RT di Padukuhan Semanu Utara sehingga keharusan menguasai ilmu sesorah Basa Jawa sangat diperlukan. “Bagi saya sebagai Ketua RT ilmu ini sangat penting, hampir setiap hari harus berbicara di depan orang banyak menggunakan Bahasa Jawa. Sebelumnya saya hanya belajar dari sesepuh, membaca buku, belum pernah dilatih dari pakar-pakar sastra Bahasa Jawa,” pungkasnya. (Mutiya/Hfs)