YOGYAKARTA, (KH),– Keberadaan pangan tradisional dinilai memilki keunggulan dalam aspek kesehatan manusia. Aspek keamanan dan kesehatan pangan menjadi perhatian penting dalam perkembangan teknologi pemrosesan makanan. Hal tersebut disampaikan Kepala Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam LIPI Yogyakarta, Hardi Julendra saat puncak peringatan Bulan Teknologi 2018 di Taman Pintar Yogyakarta, Kamis, (15/11).
Menurutnya, jaminan keamanan dan kesehatan tidak hanya dalam bentuk Angka Kecukupan Gizi pada kemasan maupun slogan pemasaran saja, namun menjadi komitmen produsen makanan dalam menjaga kualitas produk.
Sehingga keberadaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) terus menerus berupaya mengangkat keunggulan pangan tradisional agar mampu berkompetisi di industri pangan modern.
“Untuk mengenalkan hasil penelitian terkait pengembangan pangan tradisional serta potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, LIPI menyelenggarakan Bulan Teknologi 2018,” jelasnya.
Sambung dia, persebaran pangan kini tidak terikat lagi oleh batas geografis agar bisa dikonsumsi oleh konsumennya. Tingkat kepentingan keamanan dan kesehatan pangan menjadi prioritas dalam perkembangan dengan makin kompleksnya proses persebaran produk makanan di seluruh dunia. Untuk itu mengadopsi teknologi terbaru merupakan salah satu upaya mengatasi kendala jarak dalam hal pemasaran serta tetap menjaga keamanan dan kesehatan olahan makanan tradisional.
Dalam Kesempatan yang sama, Deputi Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Yan Rianto menegaskan perlunya mengangkat keunggulan pangan tradisonal agar memiliki kompetensi dalam persaingan pasar global.
“Mengangkat keunggulan makanan tradisional yang memiliki tingkat kesiapan dalam mengadopsi teknologi terbaru merupakan salah satu alternatif upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Yan.
Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti menyampaikan, produk hasil penelitian BPTBA LIPI banyak diterapkan pada berbagai industri baik produk pangan non pangan.
Menurutnya, saat ini eranya revolusi industri 4.0. Lompatan perkembangannya sejak revolusi Industri pertama sangat pesat yakni mencapai 3.500 kali lebih cepat. “Yang penting sepanjang mindset terbuka perkembangan-perkembangan terus mampu diikuti dan diaplikasikan,” tandasnya.
Dirinya mengakui, dibidang teknologi pangan dan produk lokal tradisional lain yang mengandalkan bahan alam perkembangannya juga semakin banyak serta mampu bersaing. Lebih-lebih dengan adanya keterlibatan BPTBA LIPI.
Kegiatan Bulan Teknologi 2018 sendiri telah berlangsung sejak bulan Juni lalu dengan peserta berasal dari kalangan pemerintah, pelaku industri, serta akademisi dan pelajar. Beragam kegiatan yang telah dan akan dilakukan meliputi pameran produk UMKM, Lomba Poster dan Film Pendek Ilmiah untuk pelajar, open house Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Workshop “Penguatan UMKM Indonesia di Pasar Global untuk Mendukung Daya Saing Indonesia”. Forum Hilirisasi Makanan Tradisional, Pengumpulan Database Makanan Tradisional Indonesia, serta pelatihan penyusunan ISO 9001 untuk UMKM. (Kandar)