GUNUNGKIDUL, (KH),– Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofosika Daerah Istimewa Yogyakarta (BMKG) memprediksi adanya potensi hujan lebat terjadi di DIY. Peningkatan intensitas hujan akan berlangsung selama 4 hari dari tanggal 7 hingga 10 Maret mendatang.
Kepala Stasiun Klimatologi, Mlati, Yogyakarta menjelaskan, kondisi atmosfer beberapa hari kedepan diindikasikan mengalami peningkatan dengan ditandai dan terdeteksi adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia ke wilayah Indonesia. Disisi lain posisi matahari dalam gerak semu tahunannya di sekitar equator berdampak pada meningkatnya intensitas radiasi ke bumi.
“Kondisi tersebut diperkirakan menyebabkan udara hangat lembab labil sehingga berpotensi mengakibatkan hujan dengan intensitas lebat terjadi di beberapa wilayah DIY,” terangnya melalui rilis informasi Rabu, (7/3/2018).
Beberapa wilayah khususnya di Gunungkidul yang mendapat himbauan diantaranya; Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Patuk, Paliyan, Wonosari, karangmojo, Semin dan Ponjong.
Dengan adanya situasi potensi cuaca ekstrim tersebut BMKG DIY mengeluarkan beberapa imbauan pada bagi masyarakat, antara lain; waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.
Selain itu, mewaspadai terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/ roboh, serta agar tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/ petir terjadi.
Sementara itu wilayah lain di DIY yang memperoleh himbauan khusus atas prediksi cuaca ekstrim meliputi; Kulon Progo mencakup Girimulyo, Nanggulan, Samigaluh, Kalibawang, Kabupaten Sleman mencakup Turi, Pakem, Cangkringan, Tempel, Sleman, Ngaglik, Ngemplak, Minggir, Seyegan, Godean, Mlati, Gamping, Depok, Kalasan, Berbah, dan Prambanan. Lantas wilayah Kota Yogyakarta serta Kabupaten Bantul yang mencakup Sedayu, Kasihan, Sewon, Pajangan, Bantul, Pleret, Piyungan, Jetis, Imogiri, dan Dlingo. (Kandar)