WONOSARI, (KH)– Dinas Kebudayaan Gunungkidul, utamanya Bidang Sejarah Bahasa dan Sastra saat ini tengah menginventarisir program kegiatan. Salah satu dari sekian ‘Bidang’ yang baru tersebut akan memanfaatkan anggaran danais dalam realisasi program kegiatannya.
Sebagaimana disampaikan Kepala Bidang Sejarah Bahasa dan Sastra Dinas Kebudayaan Gunungkdiul, Supriyadi M.Pd, bahwa banyak hal yang disiapkan sesuai cakupan bidang yang ditangani. Program-program yang ada bertujuan untuk mengkaji ulang serta membedah hal-hal yang berkaitan dengan sejarah , bahasa dan sastra.
“Salah satunya sejarah berdirinya Gunungkidul, disamping itu juga mengenai sejarah adat istiadat, sejarah desa-desa di Gunungkidul, sejarah warisan budaya, dan masih banyak lagi,” terang Supriyadi. Selasa, (10/1/2016). Lanjut dia, perlu digali kebenaran mengenai sejarah Gunungkidul yang ada selama ini. Realisasinya, pihaknya berencana akan melibatkan institusi pendidikan dari fakultas budaya dan fakultas ilmu sejarah.
Supriyadi menguraikan, program lain yang disiapkan diantaranya menggali sejarah seni dan budaya yang ada di Gunungkidul, diantaranya Wayang, Kethoprak, dan Jathil. Termasuk jug apabila ada seni-seni asli yang bermula dari Gunungkidul, seperti contohnya seni Campur sari. Mengenai rencana tersebut pihaknya juga akan melibatkan pakar bahasa sekaligus seniman.
“Sejarah mengenai warisan seni budaya Gunungkidul terabaikan, tidak pernah digali apalagi dibukukan,” imbuhnya. Supriyadi menyebutkan, masih sangat banyak program-program lain yang masuk dalam daftar agenda.
Beberapa diantaranya; bimtek penulisan naskah teater/ film lokal. Lantas menggunakan buku yang telah disusun terlebih dahulu akan dilakukan pengenalan bahasa jawa ke pelajar, pengenalan lagu-lagu jawa dan dolanan anak ke pelajar, pengenalan lagu-lagu budaya jawa, serta pengenalan sejarah peradaban Gunungkidul.
Agenda yang lain yakni menggali dan membuat buku atau dokumentasi kepustakaan mengenai gendhing, geguritan, hantaran, pranata cara, dan pembuatan buku-buku kepustakaan lainnya. Kegiatan lain dalam bentuk workshop diantaranya mengupas seni wayang dan pedhalangan di Gunungkidul dari sisi tinjauan sejarah dan kesusastraannya, meliputi juga membedah filsafat mengenai wayang itu.
“Hasil dari segenap program kegiatan tersebut dapat terdokumentasi ke dalam buku. Termasuk juga mengupas mengenai unggah-ungguh dan etika perilaku masyarakat dari perspektif bahasa jawa,” paparnya.
Supriyadi mengungkapkan, banyaknya program yang diagendakan tersebut akan memanfaatkan dukungan dari Dana Keistimewaan (Danais) yang berjumlah sekitar Rp. 35 M ditahun 2017 ini. Dirinya juga menyampaikan bahwa akan dilakukan pembangunan museum budaya dilahan seluas 4 Ha. Gedung dengan berbagai isi termasuk perpustakaan, diorama, sekaligus ada supermarket yang memiliki keterkaitan bidang seni budaya diharapkan dapat menjadi ikon. (Kandar)