GEDANGSARI, (KH)— Forum Komunikasi Disabilitas Gunungkidul (FKDG) memperingati Hari Difabel Internasional (HDI) yang jatuh pada tanggal 3 Desember kemarin di Desa Sampang, Kecamatan Gedangsari.
Event yang diselenggarakan warga difabel se- Kabupaten Gunungkidul ini berlangsung selama dua hari, Sabt-Minggu, (3-4 Desember 2016). Kegiatan tersebut diisi dengan berbagai agenda, diantaranya baksos, lomba tari anak paud, seminar yang dihadiri Bupati, lomba senam pendidik paud, pameran produk difabel serta pentas kesenian Srandul, ada pula penyerahan alat bantu bagi difabel dan lainnya.
Kegiatan yang bekerjasama dengan lembaga KARINAKAS Yogyakarta ini mengambil tema “Wujudkan Gunungkidul Inklusi”. Menurut ketua FKDG, Hardiyo, kaitannya dengan kaum difabel Desa Sampang dan Watugajah dapat menjadi contoh, kedua desa ini telah menjadi desa inklusi dimana pemerintah desa dan masyarakat Sampang serta Watuhgajah telah memberikan hak kepada difabel setara dengan masyarakat lainnya.
Bahkan, Hardiyo sebutkan, kedua desa ini mengikutsertakan difabel dalam Musrenbangdes, tak hanya itu Pemdes juga memberikan anggaran desa kepada kelompok difabel Desa Sampang dan Watugajah sebagai bentuk pemberdayaan.
“FKDG Desa Sampang saat ini mempunyai modal sekitar Rp. 48 juta, diperoleh dari Pemdes setempat pada tahun 2015 menganggarkan 20 juta, sedangkan untuk 2016 kembali memberikan Rp. 15 juta dan sisanya dari donatur yang lain,” rinci Hardiyo.
Jumadi salah satu anggota FKDG dari Watugajah mengaku senang dengan adanya kegiatan HDI tahun ini, menurutnya inilah momentum bagi difabel Gunungkidul untuk merefleksikan perjuangan, sejauh mana kesetaraan difabel itu terwujud. Hal ini telah ia buktikan dengan mengikuti Seleksi perangkat desa Watugajah. Dimana pemerintah desa memberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat termasuk difabel.
Dalam seminar, Bupati Gunungkidul, Hj Badingah S. Sos menyambut baik agenda peringatan yang digelar, seminar kaum difabel menurutnya merupakan momentum terhadap pengakuan yang sama terhadap hak dan kewajiban serta partisipasi kaum difabel.
“Perbedaan kemampuan, kompetensi dan kondisi fisik serta perbedaan yang lain jangan dijadikan alasan adanya sekat- sekat untuk membedakan hak dan kewajiban. Begitu juga jangan ada pembatasan kepada kaum difabel yang ingin menunjukkan eksistensinya untuk berkembang dan memberikan partisipasinya dalam pembangunan,” ucap Bupati berpesan.
Setelah memberikan sambutan, secara resmi ia membuka seminar dan rangkaian kegiatan peringatan HDI. Dirinya juga mengapresiasi adanya program dana yang digulirkan oleh Pemdes yang dimanfaatkan untuk pelatihan dan ketrampilan.
“Hasil produk buatan saudara difabel perlu mendapat dorongan dan dukungan dalam pemasaran,” pintanya. Apresiasi juga ia berikan terhadap program dana yang bergulir tanpa bunga bagi 40-an warga difabel untuk permodalan. (Kandar)