Permintaan Alat Pertanian Made-in Kajar Meningkat

oleh -4605 Dilihat
oleh
WONOSARI,(KH).– Memasuki awal musim tanam tahun 2014 ternyata membawa berkah tersendiri bagi para pengrajin di sentra pande besi di Kajar Karangtengah Wonosari. Pasalnya, penjualan alat-alat pertanian produksi Kajar naik, karena meningkatnya permintaan pasar.
Sis Anwar, salah satu pengrajin pande besi mengatakan, ada peningkatan permintaan kurang lebih 30 persen, terutama alat pertanian jenis sabit, dandang, lengis dan gathul. Untuk melayani permintaan konsumen, pihaknya harus menerapkan kerja lembur agar pesanan yang masuk dapat terlayani semua.
“Setiap hari ada 28 pekerja yang beraktivitas dengan 2 shift kerja pagi dan sore. Dengan 2 tungku yang ada, kita terus mengejar target pesanan agar semua permintaan dapat diselesaikan,” kata pemilik Pande Besi Cahaya Alam ini, saat ditemui di rumahnya, Jumat (24/10/2015).
Anwar menjelaskan, satu prapen (tungku) mampu memproduksi sekitar 60 unit alat pertanian berbagai jenis setiap harinya. Untuk memenuhi pesanan konsumen, Pande Besi yang berada di Padukuhan Kajar II, RT.02, RW. 09 Desa Karangtengah ini memiliki 9 mitra kerja.
“Agar pesanan bisa terpenuhi, kita utamakan disiplin dalam bekerja. Mitra kerja yang ada juga demikian, mereka harus taat pada aturan yang kita buat,” ungkap Anwar, yang mengaku memulai usaha ini sejak tahun 2007.
Kondisi harga pasar yang stabil, lanjut Anwar, membuat permintaan mengalir cukup banyak. Permintaan pesanan bahkan tidak hanya dari pasar lokal. Omset penjualan berbagai alat pertanian keluar Jawa, menurutnya kini semkain tinggi. Anwar mengakui ada permintaan yang semakin besar dari Riau, Sulawesi, Kalimantan, dan Lampung.
“Untuk pesanan terbanyak ke luar Jawa adalah parang, golok dan sabit. Katanya sih untuk membuka lahan baru di sana. Selama bahan baku mudah didapat, insyallah semua pesanan lancar,” ungkapnya.
Untuk pasar lokal, permintaan alat pertanian datang dari sejumlah wilayah. Tidak hanya DIY, Anwar juga mengaku mempunyai sejumlah pembeli di beberapa daerah, seperti: Bantul, Klaten, Boyolali, dan Sragen.
“Untuk pasar internasional, permintaan masih datang dari beberapa negara seperti Australia, Swiss, Suriname, dan Jerman. Untuk harga kita sesuaikan mengikuti kondisi pasar,” pungkasnya. (Juju/Jjw).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar