TEPUS, (KH) — Pasca musibah di Pantai Sadranan 2 hari lalu, Badan Geologi Nasional telah melakukan penelitian penyebab ambrolnya tebing di pantai Sadranan, Desa Sidoharjo, Tepus Gunungkidul. Tim yang berjumlah lima orang ini meneliti kelapukan dan bongkahan batu dan retakan tebing.
Herry Purnomo, Ketua Tim Peneliti Bencana dan Tanah Longsor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Nasional mengatakan, ambrolnya tebing di Pantai Sadranan terjadi akibat proses pelapukan batu yang mengakibatkan retakan tebing.
“Retakan yang mengakibatkan tebing ambrol ini sebenarnya sudah terjadi sejak lama, hal ini terjadi akibat pelapukan,” kata Herry, saat ditemui usai melakukan penelitian, Jumat (19/6/2015).
Dia menjelaskan, tebing sepanjang pantai yang terdapat di pesisir pantai Gunungkidul memang rawan longsor. Jenis batu kapur yang banyak ditemukan di tebing tersebut mudah lapuk saat terkikis ombak yang menerjang tebing.
“Batu di pesisir pantai mudah terkikis oleh gelombang laut, tebing yang terkikis ini akan membentuk cekungan dan saat gelombang besar dan menimbulkan getaran yang cukup besar akan membuat retakan dan berakibat tebing ambrol,” paparnya.
Lanjut Herry, karakter batu di kawasan panti Gunungkidul memiliki karakter yang sama. Seluruh tebing cekung di pinggir pantai akibat abrasi memiliki kerawanan tinggi dan bahaya bagi wisatawan yang berteduh di bawahnya.
“Usai kejadian ini kita berharap, Pemkab Gunungkidul segera membuat papan himbauan agar kecelakaan serupa tidak terjadi,” terangnya.
Sementara, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Gunungkidul Budhi Harjo mengatakan, pihaknya akan memasang rambu peringatan di area tebing yang rawan longsor. Tebing tersebut lanjut dia berada di sepanjang pantai selatan Gunungkidul.
“Akan langsung kita pantau dan pasang peringatan di lokasi,” katanya.
Budhi mengaku juga akan mengajukan permohonan kepada Badan Geologi Nasional untuk melakukan penelitian daerah-daerah rawan longsor, baik yang ada di kawasan Gunung Batur maupun di sepanjang garis pantai yang membentang sepanjang 78 kilometer. (Juju)