NGAWEN, (KH) — Dusun Tempuran Kulon Desa Kampung Kecamatan Ngawen Gunungkidul masih kesulitan air, walaupun sudah hujan 2 kali. Ada 32 sumur bur yang ada di 4 RT, airnya belum bisa disedot keatas, sehingga masyarakat sering mendapatkan bantuan air dari luar. Termasuk dari Alumnus dan Pasca sarjana FE Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang pada Jumat (14/11/2014) membantu 8 tangki air.
Ada yang menarik di Dusun Tempuran Kulon. Nama Dusun Tempuran diambil dari “Tempu=Perang”. Jaman dulu ada peperangan antara Poncosedewa dengan Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa) di dusun tersebut. Pertempuran dimenangkan Pangeran Sambernyawa. Setelah menang perang Pangeran Sambernyawa pulang ke Solo melewati kecamatan Nglipar-Wonosari-Karangmojo-Semin- Solo.
Dulunya Dusun Tempuran ini hanya ada satu. Perkembangan jaman penduduk bertambah, maka Tempuran dibagi dua, Tempuran Kulon dan Wetan. Hal tersebut dikatakan Rajiman(65) mantan Kaur Kesra Desa Kampung.
Menurut Sekdes Kampung, Lasmadi, Dusun Tempuran Kulon terdiri dari RT 01 sampai 04 dengan jumlah KK 109 / 545 jiwa. Hampir semua rumah di Dusun Tempuran ada antene parabola, sebab tanpa antene parabola tidak dapat nonton siaran TV. Ada beberapa rumah yang tak mempunyai antene parabola, tetapi oleh warga yang mempunyai parabola, diperbolehkan numpang /nyeri parabola. Pada akhirnya yang tidak memiliki parabola, bisa menikmati siaran TV. (Sarwo/Tty)