WONOSARI, (KH) — Aneka jajanan pasar masih dapat dijumpai di Gunungkidul. Salah satu tempat yang ada penjual jajanan pasar, ada di tengah kota Wonosari, tepatnya adalah warung Mbah Dawet. Warung ini identik dengan jenang khas buatan Mbah Dawet.
Letaknya tepat di timur Taman Bunga Wonosari Gunungkidul. jika melihat banner yang terpampang di warung tersebut, tidak sama dengan penjualnya, karena simbah yang ada digambar tersebut, sudah sepuh. Kini simbah istirahat, dan warungnya ditunggui oleh anak ke-tiga dari 8 bersaudara bernama Parti.
Mbah Dawet, begitulah nama warung kecil ini, berdiri sejak 50 tahun yang lalu. Warung Mbah Dawet ini tidak pernah sepi pembeli.
“Buka dari jam 8 sampai jam 12 siang. Kalau rame-ramenya, ya pas buka itu. Kalau sudah agak siang sedikit, sudah tidak banyak pilihan” kata Parti.
Warung jenang Mbah Dawet telah memiliki banyak pelanggan tetap. Parti mengungkapkan, banyak orang mencari jenang Mbah Dawet. “Yang banyak dicari orang, jenang dawet sor waru (di bawah pohon waru), tapi pohon warunya sudah ditegor (ditebang) sekarang.” imbuhnya.
Meski memiliki ukuran kecil, warung ini selalu padat pembeli, baik pembeli yang hanya membeli dan dibawa pulang, maupun pembeli yang menikmati jenang ataupun jajanan pasar lain, yang dimakan di tempat.
Harga yang ditawarkan pun terbilang murah, yaitu rata-rata 2.500 Rupiah. Beraneka jajan pasar tersedia di warung tersebut antara lain jajanan pasar, gorengan, tiwul, gudangan, dan yang menjadi ikon dari warung tersebut adalah jenang.
Jenang yang dijual terdiri dari jenang sumsum, ketan merah, dibubuhi juruh (air gula jawa)serta santan. Jika menghendaki, bisa ditambahi cendol dan es. Banyak sekali pembeli yang memburu jenang tersebut.
Salah satu pembeli yang KH jumpai (25/03/2015) mengatakan, bahwa sudah sejak lama berlangganan jenang di warung mbah dawet tersebut. Bahkan, ia mengaku setiap hari membeli jenang tersebut. “Enak, jenangnya.. Setiap hari beli,” kata Dwi, pelanggan setia warung ini. (Gemma)