1 Warga Gunungkidul Meninggal Dunia Positif Antraks

oleh -5468 Dilihat
oleh
Antraks
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty. (KH/ Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Penularan antraks di Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Gunungkidul menyebabkan 1 warga setempat meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul, Dewi Irawati mengatakan 1 warga yang meninggal dunia awalnya sakit usai ikut memakan daging sapi yang sebelumnya mati karena terjangkit antraks.

“Meninggal dunia 4 Juni lalu di RSUP dr. Sardjito. Kami memperoleh laporan dari rumah sakit. Yang bersangkutan dirawat inap sejak 1 Juni,” terang Dewi, Selasa (4/7/2023) saat ditemui di kantornya.

Dewi mengungkapkan, warga yang meninggal berusia 73 tahun. Selain memakan yang bersangkutan juga ikut menyembelih.

Usai ada laporan warga meninggal positif antraks, pihaknya bersama jajarannya kemudian melakukan surveilance atau pengawasan sekaligus treking.

“Kami periksa yang kontak dan memakan daging. Termasuk ke mana saja daging dibagikan,” imbuhnya.

Antraks
Pintu masuk Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul. (KH/ Kandar)

85 Orang Positif Antraks

Sejauh ini telah diperiksa sampel darah sebanyak 125 orang dari Padukuhan Jati. Sampel tersebut diambil dari orang yang kontak dan memakan daging sapi terjangkit antraks. Setelahnya dikirim ke BBKLTP Yogyakarta. Hasiknya, dari 125 orang, yang positif mencapai 85 orang. Adapun yang bergejala ada 18 orang.

“Gejalanya mengalami luka dan sebagian membengkak, ada pula yang bergejala diare serta pusing. Seluruh warga yang bergejala tidak ada yang dirawat inap,” lanjut Dewi.

Sambungnya, pengawasan akan terus dilakukan hingga 2 kali masa inkubasi atau 120 hari.

Terpisah, Kepala Dinas Peternakan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari menyebutkan, di Kalurahan Candirejo telah ditemukan sapi mati terjangkit antraks hingga 5 ekor.

“Kematian 5 ekor sapi positif antraks tersebut terjadi sejak November 2022. Dari 5 ternak tersebut 3 diantaranya disembelih,” kata Wibawanti.

Dinas Peternakan juga sudah melakukan pemberian antibiotik, vaksin, dan disinfektan di kawasan yang ditengarai terjangkit, seperti kawasan kandang serta lokasi sapi dikubur. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar