WONOSARI,(KH).– Seluruh desa di Gunungkidul diharapkan dapat menerapkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada tahun 2016 mendatang.
“Memang tidak mudah untuk merealisasikan program tersebut, pasalnya sampai saat ini dari jumlah total 144 desa di Gunungkidul, baru terdapat 25 desa yang sudah berhasil menerapkan program kesehatan lingkungan ini,” ujar Sumitro, Kepala Bidang Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul.Sumitro menjelaskan, pihaknya berupaya keras untuk mencapai target tersebut agar program dapat benar-benar berjalan sesuai harapan. “Diharapkan pemerintah dan masyarakat mampu bekerja sama dalam merealisasikan program STBM ini,” ujarnya.
Kepada KH, ia menjelaskan, program STBM memiliki lima pilar. Dalam pelaksanaannya, pemerintah memprioritas pada dua pilar, yakni stop buang air besar sembarangan (BABS) dan cuci tangan dengan sabun.
“Bagian penting dalam program STBM adalah bagaimana cara mengolah makanan, minuman, limbah yang higienis dan benar. Namun, pada praktiknya lebih ditekankan untuk stop BABS dan cuci tangan dengan sabun,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia memaparkan dua pilar sangat penting karena keduanya merupakan dasar untuk kesehatan. Guna mendukung program tersebut, pemerintah memberikan bantuan kloset kepada masyarakat. “Tahun ini ada 520 kloset yang dibagikan ke masyarakat,” papar Sumitro.
Ia menambahkan, dengan cara menumbuhkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi pentingnya jamban sehat diharapkan program terealisasi tepat waktu. “Disamping itu, Dinas Kesehatan juga akan memberikan stimulan berupa pemberian kloset kepada warga. Semoga di tahun 2016 nanti paling tidak sebanyak 90% desa sudah menggukan closet,” pungkasnya. (Atmaja/Bara).