KARANGMOJO, (KH)— Diduga karena mengidap penyakit Hepatitis, warga Tegalsari, Jatiayu, Karangmojo, Ari Wibowo (28), bunuh diri, Rabu, (11/1/2017). Kejadian tersebut membuat histeris Dwi Kusumawati, adik pelaku saat mengetahuinya.
Suasana mendadak gempar, warga sekitar berdatangan menuju lokasi kejadian. Penuturan Kepala Padukuhan Ngrombo 1, Budi Antoro, pelaku mengakhiri hidup dengan cara gantung diri di kamar tidur, di rumah saudaranya di Padukuhan Ngrombo 1, Desa Karangmojo.
Kata Budi, Korban gantung diri menggunakan sabuk celana. “Setelah mendapat informasi kami melaporkan kejadian ke beberapa pihak, baik kepolisian juga Koramil,” ujarnya.
Dengan dampingan petugas dari Polsek Karangmojo, Tim Medis dari UPT Puskesmas Karangmojo melakukan pemeriksaan. Berdasar keterangan pihak keluarga, terang Budi lagi, pelaku sudah berada di rumah adiknya selama 3 bulan semenjak pulag dari Jakarta karena sakit.
“Dari hasil pemeriksaan RSUD sehari sebelum kejadian, korban dinyatakan positif mengidap penyakit Hepatitis,” imbuh Budi. Karena sakit, tukas Budi, menjadi dugaan kuat tindakan pelaku mengkahiri hidupnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno SE mengutarakan kritik mengenai masih tingginya angka gantung diri di Gunungkidul. Namun demikian hingga saat ini aksi riil dari Satgas penanggulangan bunuh diri bentukan Pemkab Gunungkidul dinilai belum ada. Menurutnya, Tim ‘Satgas Berani Hidup’ itu semestinya ditambah anggota legislatif yang setiap hari dan setiap saat ketemu rakyat langsung.
“Orang gantung diri itu disebabkan karena mental, mental seseorang merasa rendah dan bingung disertai resah karena beberapa faktor. Faktor pertama ekonomi, yang kedua kekecewaan, atau frustasi, yang ketiga karena iman yang tidak kuat,” urainya.
Himbau Suharno, jangan hanya sebatas membentuk tim tetapi lebih penting bagaimana menyelesaikan masalah dan melindungi masyarakat. Seperti dicontohkan, terkadang orang sakit menahun tidak disapa, menurutnya hal sederhana tersebut menjadi salah satu pemicu.
“Apakah mampu tim yang terbentuk melakukan itu?, Saya katakan tidak. Yang tau kondisi kenyataan masyarakat adalah RT, RW, Dukuh, dan Desa. Tim jangan hanya menganalisa tanpa kerja,” pintanya. (Kandar)